Tanda-tanda Sahur yang Berkah, Begini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat
- Tangkapan Layar/Youtube/Adi Hidayat Official
tvOnenews.com - Salah satu keutamaan dari sahur yang merupakan Sunnah Nabi Muhammad SAW adalah adanya keberkahan. Hal ini sebagaimana hadis berikut ini.
Rasulullah SAW bersabda:
"Makan sahurlah kalian, karena dalam sahur terdapat keberkahan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa sahur bukan hanya sekadar makan sebelum berpuasa, tetapi memiliki nilai ibadah dan mengandung keberkahan. Keberkahan ini bisa berupa kekuatan fisik, ketenangan jiwa, dan pahala yang melimpah
Lalu apakah tanda sahur yang dimakan itu berkah? Berikut penjelasan dari Ustaz Adi Hidayat (UAH).
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, berkah itu setidaknya dipahami dengan Ziyadatul Khair wa Istimraruhu (زيادة الخير واستمراره), ungkapan dalam bahasa Arab yang berarti "bertambahnya kebaikan dan keberlanjutannya".
“Bertambahnya nilai-nilai kebaikan disertai dengan konsistensi dalam penunaiannya bertambahnya nilai kebaikan disertai dengan konsistensi dalam penunaiannya,” tandas UAH, dikutip tvOnenews.com dari ceramah yang diunggah di kanal YouTube miliknya.
Jadi ternyata dalam sahur itu ada kebaikan dan kebaikan itu akan cenderung konsisten untuk dikerjakan.
Kemudian Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa para ulama melakukan riset terkait kebaikan yang muncul dalam waktu sahur pada aktivitas makan ini.
“Maka sebagian mereka berkata dari sudut pandang fisikal makan di waktu sahar bermanfaat pada keadaan fisik untuk menguatkan kita dalam menunaikan puasa menahan lapar haus dan sejenisnya,” jelas UAH.
Meski makan jam 08.00 malam atau jam 10 malam yang tentu sah jika dilakukan, akan tetapi lebih jika dilakukan di waktu sahar. Hal ini karena jika dilakukan malam maka durasi menahan lapar dan haus terasa lebih panjang dibandingkan dengan makan minum menyiapkan diri menjelang fajar.
“Sehingga durasi kita menahan lapar haus saat berpuasa semakin pendek dan olahan dari makanan minum itu menjadi energi semakin optimal untuk dialirkan pada bagian tubuh kita,” jelas UAH.
Itulah riset ulama yang pertama terkait dengan keberkahan makan di waktu sahar. Selain itu ada juga riset yang dilihat dari sudut pandang maknawi.
“Secara maknawi, menunjuk pada keberhasilan seseorang menunaikan sunnah Nabi ini ya salah satunya adalah suksesnya makan di waktu sahar,” ungkap UAH.
Keberhasilan ini adalah tatkala makanan sahur yang dimakan di waktu sahar itu menjadi energi menjadi tenaga yang mendukung tubuh untuk meningkatkan kebaikan.
“Disupportkan pada bagian tubuh kita untuk meningkatkan kebaikan yang konsisten saat menjalani ibadah puasa,” tandas UAH.
Hal ini karena tidak semua Muslim yang makan sahur di waktu menjelang fajar tapi rajin ibadah selama menjalankan ibadah puasa.
“Sayangnya antara fajar sampai ke maghrib ini ternyata makanan itu tidak terolah menjadi energi yang mendorong pelakunya berbuat baik,” kata UAH.
“Ya baca Qur’annya minimalis, shalat sunnahnya minim ya sedekahnya minim misal ya,” lanjut UAH.
Maka jika itu terjadi, ini menunjukkan dan memberikan kesan bahwa makan di waktu sahurnya itu hanya memberi manfaat bagi fisiknya tapi berkurang dari segi keberkahannya.
Namun sebaliknya jika makan itu benar misalnya yang dimakan halal, cara mendapatkannya halal thoyib, maka walaupun sedikit yang dimakan bisa menghasilkan energi yang meningkatkan pelakunya untuk bisa bersemangat menunaikan ibadah dan ragam kebaikan lainnya.
“Itulah ciri keberhasilan sahur,” jelas UAH.
Itulah pentingnya sahur yang merupakan bagian penting dari ibadah puasa yang penuh dengan keberkahan. Selain sebagai sunnah Rasulullah SAW, sahur juga memberikan manfaat kesehatan dan menjadikan puasa lebih ringan untuk dijalani. Oleh karena itu, jangan lewatkan sahur agar ibadah puasa semakin sempurna dan bernilai lebih di sisi Allah.
Selain itu mulai sekarang marilah kita semua mencoba mengevaluasi dan saling mendoakan apakah dalam sahur itu sekedar makan sekedar minum atau dalam sahur.
Hal ini karena ada sunnah yang berlaku, ada keberkahan yang bekerja mendorong kita untuk terus semangat dan optimis berbuat kebaikan.
Satu yang terpenting di balik itu semua adalah niat kita mengerjakan sahur untuk mengikuti sunnah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Wallahu’alam bishawab
(put)
Load more