Ketika Ramadhan Berakhir Malah Semarakkan Lebaran Berhari-hari, Gus Baha Tegaskan Ternyata Bisa Pengaruhi ini
- Instagram/@ngajionline_gusbaha
tvOnenews.com - Ramadhan adalah bulan suci yang dianggap sangat berkah oleh umat Muslim. Mereka berantusias mengisi ibadah puasa sebelum merayakan lebaran.
Bulan Ramadhan menjadi momentum terbaik bagi umat Muslim memperbanyak amalan dan ibadah selain berpuasa.
Setelah puasa selama bulan Ramadhan, umat Muslim akan menyemarakkan Hari Raya Idul Fitri, yang istilahnya adalah momentum lebaran.
Hampir seluruh umat Muslim menikmati momen lebaran apalagi ajang silaturahmi dengan keluarga sampai berhari-hari.
Menurut Gus Baha, lebaran tidak perlu dirayakan berhari-hari bahkan bisa berminggu-minggu, karena akan mempengaruhi kegiatan lainnya.
- iStockPhoto
Lantas, mengapa setelah Ramadhan tidak boleh menikmati lebaran dengan waktu yang lama?
Dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube Santri Gayeng, Sabtu (22/2/2025), Gus Baha menceritakan tentang lebaran.
Secara umumnya, lebaran beridentik dengan hari raya di mana umat Muslim seluruh dunia menyemarakkan hari kemenangannya.
Lebaran memberikan tanda hari kemenangan berbasis spiritual karena umat Muslim telah melewati ibadah puasa selama Ramadhan dengan penuh perjuangan.
Lebaran juga bisa berarti hari pembebasan, sekaligus waktu terbaik meningkatkan iman dan takwa.
Gus Baha juga sangat mendukung apabila lebaran digunakan dengan sebaik mungkin untuk ajang silaturahmi.
Selain itu, rata-rata umat Muslim melakukan ziarah kubur ke makam anggota keluarganya yang telah meninggal dunia lebih dulu.
Namun demikian, santri kesayangannya Mbah Moen itu tidak menganjurkan lebaran dirayakan berlarut-larut.
Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA itu mengakui dirinya sangat bangga terhadap orang-orang di sekitaran kediamannya saat momentum lebaran.
"Tradisi hari raya di kediaman saya hanya pada hari pertama dan malam hari ke dua Syawal," ujar Gus Baha.
Gus Baha mengatakan alasan lebaran tidak boleh disemarakkan begitu lama karena bisa mempengaruhi pekerjaan.
Pekerjaan ibaratnya adalah salah satu bagian ibadah. Umat Muslim mendapat tugas untuk mencari rezeki, yang sebetulnya telah memiliki porsinya masing-masing atas ketetapan dari Allah SWT.
"Orang biar tetap kerja sesuai dengan kemampuan masing-masing dan itu ibadah yang paling utama," terang dia.
Load more