Umat Muslim Harus Bijak soal Keputusan NU dan Muhammadiyah dalam Penentuan Awal Ramadhan 2025 dan Idul Fitri, Gus Baha: Tidak Boleh Dipertentangkan
- dok.istimewa
Jakarta, tvOnenews.com- Gus Baha telah memberikan penjelasan, bagaimana sikap melihat hasil dua pandangan yang bisa saja sama atau berbeda dari NU dan Muhammadiyah soal awal ramadhan.
Hal ini berhubungan dengan, penetapan awal Ramadhan 2025 dan Idul Fitri. Kata Gus Baha harus bijak dan memahami konsepnya.
- dok.istimewa
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau dikenal sebagai Gus Baha, memberikan penjelasan mendalam terkait polemik tahunan, mengenai hisab dan rukyat dalam menentukan awal Ramadhan dan Idul Fitri.
Dalam pandangannya, Gus Baha menjelaskan dari sisi ilmu hisab. Dalam mazhab Syafi’iyah, seseorang boleh percaya pada hisab asalkan hisab itu bersifat qath’i (pasti) atau dikonsensuskan oleh para ahli.
Itu sebabnya, kata Gus Baha kalau menolak hisab sepenuhnya adalah pemahaman yang keliru.
“Kalian meskipun memiliki tradisi pesantren, jangan menolak hisab. Salah! Hisab itu dibenarkan Alquran,” ujar Gus Baha, dikutip dari YouTube Santri Makendut, Kamis (20/2/2025).
Itu berasaskan dari mengutip ayat Alquran Surat Al-Furqan Ayat 61:
تَبَارَكَ ٱلَّذِى جَعَلَ فِى ٱلسَّمَآءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَٰجًا وَقَمَرًا مُّنِيرًا
"Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan menjadikan di dalamnya pelita (matahari) dan bulan yang bercahaya."
Sehingga dengan tegas Gus Baha berpesan, bahwa hisab dan rukyat tidak boleh dipertentangkan, karena keduanya sama-sama digunakan dalam Islam.
Sehubungan dengan ini, Gus Baha menyoroti adanya, dikotomi antara NU dan Muhammadiyah dalam penggunaan hisab dan rukyat.
Menurutnya, pandangan bahwa NU hanya rukyat dan Muhammadiyah hanya hisab adalah pemahaman yang keliru, sebaiknya hindari mindset tersebut.
"Andaikan tidak ada pengumuman Pemerintah pun saya sudah Lebaran (contohnya tahun lalu). Karena kalender Muhammadiyah juga 3 derajat, kalender NU sudah di atas 2,5 derajat. Walaupun tidak ada rukyat pun saya berani Lebaran, karena 2 derajat saja muttafaq ‘alaih (disepakati) bisa dirukyah, apalagi 3 derajat," jelasnya.
Load more