Blak-blakan Bukan Belanda, Pemain Timnas Indonesia Ragnar Oratmangoen Akhirnya Akui Bahagia dengan Budaya di Belgia

tvOnenews.com - Pemain keturunan Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen tampaknya menikmati momentum kiprahnya di Belgia.

Sebagai pemain Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen merasakan budaya yang terjadi di Belgia lebih berbeda dengan kondisi di Belanda juga di Indonesia.

Ragnar Oratmangoen kini menyibukkan dirinya membela FCV Dender. Penyerang Timnas Indonesia itu berkutat dengan klubnya di Pro Liga Belgia 2024/2025.

Ragnar Oratmangoen harus berjuang penuh setidaknya menyelamatkan FCV Dender. Sebab, klubnya saat ini berada di posisi ke-11 dalam peringkat papan klasemen sementara.

Wak Haji sapaan akrabnya, sibuk berlaga di FCV Dender mengingatkan dirinya masih libur bersama Timnas Indonesia.

Sebelumnya, Ragnar sama sekali sibuk memperkuat Timnas Indonesia karena tengah berjuang merebut kemenangan di sisa pertandingan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Tak heran, Ragnar belum sempat pergi ke Belgia, saat itu masih memperoleh kepercayaan untuk membela Timnas Indonesia di era pelatih Shin Tae-yong.

Ragnar bahkan telah menyumbangkan sejumlah gol dan juga assist di beberapa laga Timnas Indonesia. Berkat perannya, Garuda bertengger di posisi ketiga pada papan klasemen sementara.

Ketika sibuk di Timnas Indonesia, Ragnar tentunya terus berada di Tanah Air, bahkan pernah mengatakan dirinya juga mendapat kebahagiaan.

Tak ayal, Ragnar bisa memenuhi kebutuhan spiritual sekaligus menyesuaikan budaya dan agama di Indonesia yang notabenenya 80 persen masyarakat Indonesia menganut kepercayaan agama Islam.

Ragnar selalu mendengar dentuman adzan dan tidak sulit mengerjakan shalat, menjadi bentuk kebahagiaannya. Ia mengungkapkan hal ini sejak baru memperkuat Garuda.

Sumber :

• Kolase tvOnenews.com

Setelah itu, ia menganggap Indonesia salah satu negara berbasis mayoritas Islam terbesar di dunia.

Hal ini menjadi pemantik dirinya berantusias berpindah kewarganegaraan ke Warga Negara Indonesia (WNI).

Namun demikian, Ragnar mengakui kondisi dirinya di Indonesia mengalami tekanan, karena harus dituntun mempunyai beban baginya.

Ragnar kemudian juga berbagi kisah kondisi kebudayaan di Belanda sebenarnya tidak terlalu buruk, walaupun ia tetap membandingkan dengan situasi yang sekarang disibukkan tinggal sementara di Belgia.