ADVERTISEMENT

News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali

Walau Ukurannya Kecil, Jangan Sembarangan Bunuh Semut kalau Tak Ganggu di Rumah Bisa Pengaruhi ini Kata Buya Yahya

Pendakwah Buya Yahya mempersoalkan hukum apabila bunuh semut dalam kondisi hewan kecil ini lagi tidak mengganggu kenyamanan di rumah diambil dari kisah ini.
Minggu, 16 Februari 2025 - 22:58 WIB
Buya Yahya uraikan hukum bunuh semut saat tidak ganggu di rumah
Sumber :
  • Tangkapan layar YouTube Al-Bahjah TV

tvOnenews.com - Semut merupakan salah satu ciptaan Allah SWT. Buya Yahya mengingatkan ada bagian penting saat ingin membunuh hewan kecil ini di dalam kehidupan.

Buya Yahya memahami semut sebagai hewan kecil sekiranya dianggap sering mengganggu, apalagi sampai membuat orang rumah tidak nyaman.

Semut sering menyerang hal berbau manis, seperti makanan, minuman, gula. Hewan ini akan langsung berkumpul. Buya Yahya mengatakan binatang kecil yang satu ini rentan dibunuh penghuni rumah.

Lantas, apakah boleh membunuh semut apabila dalam kondisi tidak ganggu kenyamanan di rumah? Buya Yahya membagikan hukumnya.

"Kalau ada orang penuh kasih dengan semut itu hal yang bagus," ujar Buya Yahya setelah mendapat pertanyaan dari jemaahnya dikutip tvOnenews.com dari channel YouTube Al-Bahjah TV, Minggu (16/2/2025).

Ilustrasi gerombolan semut menyantap makanan di rumah
Ilustrasi gerombolan semut menyantap makanan di rumah
Sumber :
  • iStockPhoto

 

Sesungguhnya agama Islam mengajarkan kepada umat Muslim di setiap kehidupan harus memberikan kasih sayang. Tidak ada batasan siapa berhak mendapatkan kebahagiaannya.

Tumbuhan, hewan buas dan berukuran kecil pun wajib mendapatkan haknya sekaligus memperoleh kasih sayang dari manusia. Anjuran ini berlaku bagi umat Muslim.

Dalam dalil Al Quran menunjukkan redaksi seputar kasih sayang terhadap hewan tercantum dari Surat An Nur Ayat 41, Allah SWT berfirman:

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُسَبِّحُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالطَّيْرُ صٰۤفّٰتٍۗ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهٗ وَتَسْبِيْحَهٗۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌۢ بِمَا يَفْعَلُوْنَ

Artinya: "Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) tahu bahwa sesungguhnya kepada Allahlah apa yang di langit dan di bumi dan burung-burung yang merentangkan sayapnya senantiasa bertasbih. Masing-masing sungguh telah mengetahui doa dan tasbihnya. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka lakukan." (QS. An Nur, 24:41)

Namun, ada kala Islam memperintahkan bahwa beberapa jenis hewan juga dianjurkan untuk dibunuh, semisal masuk golongan yang bertaring dan bersifat haram.

"Akan tetapi, rasa kasih sayang yang kita berikan juga sebenarnya harus dikembangkan," kata Buya Yahya.

Persoalan semut memang menjadi salah satu hewan yang lingkupnya berada di sekitaran rumah. Ibaratnya, apabila ada makanan dan minuman yang manis, maka di situlah berpotensi hewan kecil ini muncul.

Ia membagikan kasih sayang manusia kepada hewan dari Peristiwa Karbala. Kisah ini melibatkan Imam Husain yang tewas di Padang Karbala.

"Imam Husain dibunuh tiba-tiba di Padang Karbala. Salah satu para pembunuhnya mendatangi untuk bertanya kepada salah satu imam di situ, ia berkata 'Gimana hukumnya membunuh cicak dan nyamuk?'," papar Buya Yahya.

Pengasuh LPD Al Bahjah itu melanjutkan salah satu imam memberikan jawaban menohok secara spontan. Sebab, pembunuh itu bertanya seputar hukum membunuh nyamuk.

Ia menyimpulkan studi kasus dari Peristiwa Nirbala, bahwasanya setiap manusia wajib menumpahkan kasih sayang terhadap sesama, bahkan sekali pun kepada makhluk hidup lainnya.

"Artinya, apa boleh orang punya kasih sayang kepada nyamuk saja? Bukankah kasih sayang kepada tetangga kita, saudara kita. Kita enggak mau nyakitin nyamuk semut, harus itu!," papar dia.

Buya Yahya berharap tidak boleh menyakiti siapa pun, terkhusus kepada semut, apalagi jika hewan kecil ini tak mengganggu sama sekali.

Buya Yahya menjelaskan kehidupan akan diselimuti keberkahan ketika tidak menyakiti siapa pun. Persoalan hukum membunuh semut dianggap makruh dan mempengaruhi derajat seseorang.

Ia menyarankan sebaiknya menghindari hal-hal tidak berguna, apalagi membunuh dengan tak wajar, seperti sengaja menginjak, membakar, dan menyiksa dari beragam cara.

"Makruh, bahkan sampai derajat haram. Ngapain coba hidupnya cuma sibuk mencari semut, enggak ada guna!," tegas dia.

tvonenews

Lantas, bagaimana hukum membunuh semut tetapi sering mengganggu kenyamanan dan merugikan manusia?

"Hukum membunuh semut saat semut mengganggu dan sebagainya yang enggak dosa lagi karena dia ganggu," imbuhnya.

Ia tidak mempermasalahkan semut yang sering mengganggu masih bisa dibunuh, tetapi dengan catatan setidaknya menanamkan sikap toleransi dan terus menumbuhkan rasa kasih sayang.

"Misalnya merusak makanan, maka semut itu boleh dibinasakan. Tapi Ingat, tidak boleh kita membakar semut," ucapnya.

"Benar-benar enggak boleh kita membakar binatang hidup-hidup begitu, enggak boleh!," sambungnya menambahkan.

"Kalau ingin mematikan matikan dengan cara yang aman dan terhormat. Mau diapa terserah, yang penting jangan dibakar," tandasnya.

(hap)

Komentar

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

Jangan Lewatkan

Penembakan Massal Brutal di Pantai Australia: 12 Orang Tewas

Penembakan Massal Brutal di Pantai Australia: 12 Orang Tewas

Kepolisian New South Wales (NSW) menginformasikan bahwa jumlah korban tewas dalam insiden penembakan massal di Pantai Bondi, Australia, bertambah menjadi 12 orang.
Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Masa depan Marc Marquez di Ducati masih jadi tanda tanya besar di MotoGP 2027.
Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Anggota DPR RI, Melchias Markus Mekeng, mendesak Kapolri untuk tidak ragu mengambil langkah tegas terhadap enam polisi mengeroyok dua Mata Elang hingga korban tewas di Kalibata, Jakarta Selatan.
Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Kesenian tradisional ludruk kembali membuktikan relevansinya dalam merespons isu-isu sosial kontemporer dan dinamika perjuangan rakyat. Hal ini diangkat dalam pementasan lakon "Ku Tunggu di Jogja" yang dibawakan oleh Komunitas Kegiatan Mahasiswa (KKM) Studi Teater Tradisi (Status) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Omah Petroek, Sabtu (13/12) malam.
Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Sebelum menunaikan shalat, setiap Muslim dianjurkan untuk terlebih dahulu berwudhu. Berikut bacaan doa sebelum dan setelah berwudhu
Menantu Kerap Ditekan Permintaan Mertua? Ini Jawaban Bijak dari Ulama untuk Membantu Menyikapinya

Menantu Kerap Ditekan Permintaan Mertua? Ini Jawaban Bijak dari Ulama untuk Membantu Menyikapinya

Ketika suami istri masih menetap di rumah orang tua, tak jarang orang tua menyimpan harapan terhadap anak dan menantunya. Bila mertua banyak permintaan, menantu harus bagaimana?

Trending

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Anggota DPR RI, Melchias Markus Mekeng, mendesak Kapolri untuk tidak ragu mengambil langkah tegas terhadap enam polisi mengeroyok dua Mata Elang hingga korban tewas di Kalibata, Jakarta Selatan.
Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Kesenian tradisional ludruk kembali membuktikan relevansinya dalam merespons isu-isu sosial kontemporer dan dinamika perjuangan rakyat. Hal ini diangkat dalam pementasan lakon "Ku Tunggu di Jogja" yang dibawakan oleh Komunitas Kegiatan Mahasiswa (KKM) Studi Teater Tradisi (Status) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Omah Petroek, Sabtu (13/12) malam.
Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Masa depan Marc Marquez di Ducati masih jadi tanda tanya besar di MotoGP 2027.
Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Sebelum menunaikan shalat, setiap Muslim dianjurkan untuk terlebih dahulu berwudhu. Berikut bacaan doa sebelum dan setelah berwudhu
Update Klasemen Medali SEA Games 2025, Minggu 14 Desember hingga Pukul 18.00 WIB: Jetski Persembahkan Emas ke-38 untuk Indonesia

Update Klasemen Medali SEA Games 2025, Minggu 14 Desember hingga Pukul 18.00 WIB: Jetski Persembahkan Emas ke-38 untuk Indonesia

Kontingen Indonesia menambah perolehan medali di SEA Games 2025, Minggu (14/12/2025).
Selamat Berbahagia, 4 Shio yang Tiba-tiba Cuan Minggu Depan 15–21 Desember 2025: Shio Ular Dapat Bantuan

Selamat Berbahagia, 4 Shio yang Tiba-tiba Cuan Minggu Depan 15–21 Desember 2025: Shio Ular Dapat Bantuan

​​​​​​​Ramalan shio minggu 15–21 Desember 2025 ungkap 4 shio tiba-tiba cuan serta 8 shio stabil dengan nasihat keuangan dan angka hoki masing-masing shio.
Profil Lengkap Young Syefura, Anggota Parlemen Malaysia yang Terus Digoda oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Profil Lengkap Young Syefura, Anggota Parlemen Malaysia yang Terus Digoda oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Berikut profil lengkap anggota Parlemen asal Malaysia, Young Syefura Othman yang terus digoda oleh Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi saat melakukan kunjungan kerja.
Selengkapnya

Viral

ADVERTISEMENT