Kini Dipuji KNVB Bikin Timnas Indonesia Berbahaya, Erick Thohir Ternyata dari Keturunan Penyebar Agama yang Bukan Sembarangan
- ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
tvOnenews.com - Asal-usul Ketua Umum PSSI, Erick Thohir berasal dari keturunan tokoh penyebar agama mulai terungkap, selain seputar pujian bawa Timnas Indonesia sebagai tim paling berbahaya.
Erick Thohir yang belum lama ini bertemu dengan Sekretaris Jenderal Federasi Sepak Bola Belanda (KNVB), Gijs de Jong berbicara soal Timnas Indonesia, ternyata bukan orang sembarangan.
Erick Thohir mempunyai pengaruh besar dalam memajukan sepak bola Tanah Air, khususnya Timnas Indonesia. Hal ini tidak lepas dari perannya sebagai Ketum PSSI bahkan Menteri BUMN.
Sebagai Ketum PSSI, Erick Thohir belum lama ini menemui Sekjen KNVB, Gijs de Jong. Pertemuan ini tidak lain membicarakan seputar kerja sama antara sepak bola Indonesia dan Belanda.
Erick Thohir mendapat pujian dari Gijs de Jong soal pencapaian memajukan sepak bola Tanah Air dan bawa Timnas Indonesia terbangun dari tidurnya.
Tak ayal, Erick menyebutkan Garuda tim raksasa baru bangun tidur karena pencapaian Timnas Indonesia dari berbagai level bisa menembus kompetisi ternama.
Timnas Indonesia senior kini bahkan telah melesat ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Erick pun tidak malu mengutarakan Garuda tak boleh dianggap sepele.
"Ini pertama kalinya dalam sejarah Indonesia tim U-17, U-20, U-23, dan senior kita lolos ke Piala Asia, yang semuanya bisa lolos ke Piala Dunia dan Olimpiade," ungkap Erick Thohir dinukil dari kanal YouTube The Haye Way, Selasa (4/2/2025).
"Jadi, maksud saya, Indonesia adalah ‘raksasa yang tertidur’," sambung dia menegaskan.
Ia merasa bangga sepak bola sebagai olahraga paling diminati masyarakat Indonesia, bahkan fanatismenya tidak bisa diragukan lagi.
- Instagram - Erick Thohir
"Saya terus mengatakan ini, benar, 280 juta (masyarakat), sepak bola gairah di sana, olah raga nomor satu," katanya.
Meski begitu, pembawa acara siniar dari kanal YouTube The Haye Way, Neal Petersen dan Gijs de Jong membantah pernyataan dari Ketum PSSI itu.
"Tapi ini sebabnya kamu tidak bisa terus, tidak bisa menyebutkan (Indonesia) namanya tidur lagi. Tidak bisa. Mereka sudah bangun dan membaik," tegas Gijs de Jong.
Kesuksesan Erick Thohir mendapat pujian dari Sekjend KNVB, membawa Timnas Indonesia melambung tinggi tidak lepas dari pembahasan asal-usul keluarganya.
Pada suatu kisah, Erick Thohir pernah mengunjungi kampung halamannya di Banten. Kebetulan saat itu mengerjakan shalat Jumat.
Tak hanya shalat Jumat, Erick juga melakukan ziarah di Masjid Agung Banten Lama, Kesultanan Banten.
Ketua Umum Dewan Pembina Kasepuhan Kenadziran Kesultanan Banten KH Tb Ahmad Syadzili Washi pun berbicara soal asal-usul keluarga Erick Thohir.
Saat Erick Thohir berdiskusi dengannya, Ahmad Syadzili Washi membagikan kisah, Ketum PSSI itu mempunyai keturunan keluarga yang tidak bisa dianggap enteng.
Erick Thohir yang kini kembali berstatus Menteri BUMN mempunyai leluhur, sejatinya berperan sebagai tokoh penyebar agama Islam di Banten.
Peran nenek moyangnya menyandang tokoh penyebar agama Islam tidak hanya sekadar di Banten, bahkan sampai melesat ke bagian Lampung.
"Pak Menteri berkisah leluhurnya berasal dari Gunung Sugih, di sana ada kampung bernama Rumbih," ungkap Ahmad Syadzili dikutip tvOnenews.com, Selasa.
Iaa mengatakan asal-usul sejarah penyebaran agama di Gunung Sugih, Lampung, berkaitan dengan leluhurnya Erik tersebut.
"Ternyata Gunung Sugih, Lampung, memiliki sejarah tersendiri bagi keluarga keturunan Kesultanan Banten," tutur dia.
Ahmad Syadzili merincikan secara detail siapa Pangeran Sangga Wulung Langlang Buana. Sesungguhnya panggilan ituadalah julukannya Pangeran Ariya Dhillah.
Pimpinan Ponpes Al-Qur'aniyah ini mengatakan Pangeran Ariya Dhillah tengah pergi ke Lampung. Kebetulan menemukan sebuah kampung letaknya berdekatan dengan Gunung Sugih, setelah membabat untuk membuka akses menuju tempat tersebut.
Ahmad Syadzili biasa disapa Abah Haji Li mengutarakan alasan Pangeran Ariya Dhillah menemukan kampung tersebut, sebelumnya ditugaskan pergi ke sana untuk melaksanakan amanah dari sang ayah, Sultan Maulana Hassanudin.
Sultan Maulana Hassanudin menginginkan Pangeran Ariya Dhillah melakukan penyebaran ajaran agama Islam saat menuju bagian Barat yang kini dikenal wilayah Lampung.
"Ketika itu belum ada nama Lampung. Pangeran lalu pergi ke Sumatera dan berhenti ketika berjumpa sungai besar setelah melewati Gunung Sugih," sebutnya secara detail.
Lebih lanjut, Abah Haji Li menyebutkan sang pangeran beristirahat sebentar bahkan menetap di tepi sebuah sungai bersama pasukannya.
Saat Pangeran Ariya menetap, secara kebetulan meminang seorang gadis asli dari penduduk wilayah tersebut. Pernikahannya itu sebenarnya memiliki maksud dan tujuan.
"Tujuannya agar keturunan daerah tersebut memiliki ‘jejeg’ Banten, alias darah Banten," ucapnya.
Tempat tersebut kebetulan merupakan wilayahnya Pangeran Menggala, bahkan tokoh ternama itu masih mempunyai darah keturunan dari Banten.
Setelah menetap dan menikahi seorang gadis, Pangeran Ariya kembali bergerak bersama pasukannya ketika berada di wilayah Gunung Sugih.
Sementara, Ketua Umum DPP Generasi Muda Mathla'ul Anwar Ahmad Nawawi turut menginformasikan Pangeran Ariya sampai melakukan perjalanan ke Palembang, Sumatera Selatan.
"Karena itu, nama Ariya Dhillah juga akrab dan dihormati oleh masyarakat Sumatera Selatan," ungkap Ketum DPP Generasi Muda Mathla'ul Anwar Ahmad Nawawi.
Ketua Umum PB Mathla’ul Anwar Embay Mulya Syarif menyampaikan hal ini ketika dirinya dan Kenadziran Kesultanan Banten KH TB Syadeli menemani Erick Thohir yang sekaligus mengisahkan silsilah keluarganya pada momentum sebelum shalat Jumat.
"Bapak saya Lampung, ada Bugisnya. Lalu, Ibu dari Majalengka," ngaku Erick Thohir.
Meski begitu, Sekretaris Jenderal Dewan Pembina Kasepuhan Kenadziran Kesultanan Banten, H. Tubagus M Hasan Fuad tidak serta merta mempercayai kisah tersebut.
Persoalan nasab, kata Fuad, harus membutuhkan informasi yang kuat bahkan benar-benar memperoleh validasi terkait asal-usul keluarga Erick.
"Bila dilihat dari zaman sekarang, Pak Erick keturunan ketiga belas atau keempat belas," tegas Fuad.
Fuad juga kebetulan memahami seputar Kesultanan Banten. Bagi mereka memiliki keturunan tersebut, minimal mempunyai gelar "tubagus, entol, ratu, dan mas. Gelar-gelar ini sejatinya tidak asing karena telah tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
"Namun, di era kolonial banyak keturunan asli sultan melepas gelar dari namanya untuk menghindari permusuhan dengan Belanda," jelas Fuad.
"Ada yang mirip Arab. Ada yang mirip Sunda. Ada pula yang ketiganya," sambung Sekretaris Jenderal Dewan Pembina Kasepuhan Kenadziran Kesultanan Banten itu.
Erick Thohir yang kala itu mempunyai program memberikan bantuan sosial turut merespons soal kisah dari beberapa tokoh tersebut.
Bagi Erick, perihal silsilah keluarganya dari Kesultanan Banten tidak diambil pusing, walaupun teka-teki asal-usulnya telah menemukan jawabannya.
"Saya perlu merunut dulu ke leluhur keluarga di Lampung," respon Erick Thohir sambil menutupkan.
(ant/hap)
Load more