Ustaz Adi Hidayat Bilang Ada Satu Amanah Mbah Moen yang Harus Dijaga, Bahkan Bisa Bikin Gus Baha Langsung Terbang, Ternyata…
- kolase tim tvOnenews
tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat (UAH) mengatakan bahwa ada satu amanah dari KH Maimoen Zubair yang harus dijaga. Bahkan kata UAH amanah ini bisa langsung membuat Gus Baha, murid kesayangan Mbah Moen itu langsung terbang meski aslinya jarang keluar negeri.
Ustaz Adi Hidayat kemudian mengaku ketika umrah pasti akan ziarah kubur ke makam Mbah Moen.
“Saya akan sempatkan ziarah ke Syekh Nawawi, Sayyidah Khadijah dan Mbah Moen,” ujar UAH ketika menjadi penceramah dalam acara Tabligh Akbar yang digelar di Korea Selatan, dikutip tvOnenews.com pada Sabtu (1/2/2025) dari YouTube PCINU Korea Selatan.
Ustaz Adi Hidayat kemudian mengatakan bahwa dari seluruh amanah Mbah Moen yang harus dijaga adalah Korea Selatan (Korsel).
“Mbah Moen itu paling concern salah satunya ke Korea,” ujar UAH di hadapan para jemaah.
‘Di antara amanat beliau yang untuk dijaga adalah Korsel,” lanjutnya.
Bahkan menurut Ustaz Adi Hidayat, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha yang merupakan murid kesayangan Mbah Moen itu meski jarang mau keluar negeri tetap akan terbang jika ke Korsel.
“Makanya gus baha jarang keluar (keluar negeri), tapi kalau ke Korea Selatan untuk amanah Mbah Moen bisa datang,” ungkap UAH.
Menurut UAH, jika ingin mencontoh masyarakat yang guyub, WNI di Korsel dapat dijadikan contoh yang baik.
“Saya selalu cerita mau Indonesia guyub bagus contohlah teman-teman di Korea Selatan, ujarnya.
Maka dari itu pesan Ustaz Adi Hidayat adalah jagalah kerukunan tersebut karena akan sulit didapat.
“PCI, PCINU dijaga,” saran UAH.
Sebagai informasi, beberapa waktu lalu, Ustaz Adi Hidayat melakukan safari dakwah di Korea Selatan.
Dalam safari dakwah tersebut, Ustaz Adi Hidayat menyoroti tantangan unik yang dihadapi komunitas Muslim di sana. Salah satunya keberadaan Masjid Darussalam tempat ia ceramah hari ini yang berada di Wangsimni, Seoul berdampingan dengan tempat hiburan, seperti karaoke dan pijat refleksi.
Ustaz Adi Hidayat kemudian mengajak para jemaah yang hadir mayoritas WNI untuk tidak sekadar menjadikan masjid sebagai tempat ibadah, namun juga sebagai pusat dakwah bagi lingkungan sekitar masjid.
“Ini saya baru pertama kali lihat, masjid sampingnya tempat pijat dan karaoke,” kata UAH.
“Tantangannya luar biasa! Tugas kalian di sini bukan hanya shalat, tapi bagaimana membawa nilai Islam ke lingkungan sekitar,” sambungnya.
Ia kemudian mengatakan letak masjid di lingkungan seperti itu dapat menjadi peluang untuk menyiarkan dakwah dengan lebih luas.
Hal ini karena menurut UAH, dakwah tidak harus selalu dengan ceramah, namun bisa melalui pendekatan sosial dan interaksi yang positif dengan masyarakat sekitar.
“Jangan cuma kumpul di masjid, ngaji, lalu pulang,” pesan UAH kepada ratusan jemaah yang hadir.
Jika hanya hal itu yang dilakukan maka kata UAH artinya tidak mengenalkan Islam kepada orang-orang yang ada di sekitar namun hanya menjalankan fiqih pribadi.
Menurutnya, selain ibadah di masjid, warga Muslim yang shalat di masjid itu bisa melakukan kegiatan sosial meski sederhana.
“Bisa dengan cara yang sederhana, seperti berbagi makanan atau menunjukkan akhlak yang baik,” saran UAH.
UAH lalu mengingatkan bahwa Islam zaman dahulu berkembang melalui keteladanan, bukan hanya retorika.
“Kalau kalian bisa menunjukkan bahwa Muslim itu berakhlak baik, disiplin, dan bermanfaat bagi lingkungan, insya Allah orang-orang akan tertarik untuk mengenal Islam lebih jauh,” ujar UAH.
Kemudian, Ustaz Adi Hidayat mengingatkan bahwa peran masjid yang lebih luas dari sekadar tempat ibadah.
Ia kemudian mengingatkan kepada seluruh Muslim bahwa hal pertama yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, ketika hijrah ke Yastrib, nama lama kota Madinah adalah mendirikan masjid.
Masjid yang pertama dibangun pertama oleh Nabi Muhammad SAW di Madinah adalah Masjid Quba, dimana keutamaannya adalah siapa yang berwudhu dari penginapan lalu shalat di Masjid Quba itu senilai satu kali umrah.
UAH kemudian mengingatkan, tujuan Nabi Muhammad SAW membangun masjid bukanlah hanya sebagai tempat ibadah namun sebagai pusat komunitas, pendidikan, hingga solusi sosial.
Maka sebagai umatnya, UAH mengajak semua Muslim untuk mengingat akan tujuan Nabi Muhammad SAW mendirikan masjid.
“Kalian harus memikirkan bagaimana masjid ini bukan hanya jadi tempat shalat, tapi juga tempat yang bisa memberikan manfaat nyata,” tegas UAH.
“Bisa untuk mendampingi saudara-saudara kita yang baru datang ke Korea, memberikan bantuan bagi yang kesulitan, hingga mengelola zakat dan infak untuk kebutuhan umat,” sambungnya.
Kemudian Ustaz Adi mengajak seluruh jemaah untuk berpikir lebih luas dalam berdakwah di negeri ginseng tersebut.
Hal ini karena menurutnya, tantangan Muslim di negeri minoritas bukan hanya bagaimana menjaga keimanan, namun juga bagaimana menjadi duta agama Islam yang baik bagi masyarakat setempat.
“Kita di sini bukan sekadar untuk bertahan sebagai Muslim, tapi bagaimana kita bisa membawa kebaikan,” pesan UAH kepada seluruh Muslim yang ada di Korsel.
“Bisa tidak suatu hari nanti tempat-tempat hiburan di sekitar sini berubah menjadi tempat-tempat yang lebih bermanfaat karena keberadaan kalian?” tantang UAH kepada semua.
Dalam kesempatan itu, sebagai bentuk praktek dakwahnya, bahkan Ustaz Adi Hidayat melunasi utang Masjid Darussalam Korea Selatan itu.
“Berapa sudah lunas belum masjidnya? Berapa lagi? 59 juta?,” tanya Ustaz Adi Hidayat ketika menanyakan utang masjid tersebut.
Kemudian ia mengaku bahwa sudah melihat datanya semalam, sebelum dirinya dakwah di hadapan ratusan jemaah.
“Saya sudah lihat datanya semalam,” tandasnya.
Kemudian UAH langsung mengatakan akan menyelesaikannya tanpa membuka donasi di acara itu.
“Nanti kita selesaikan tidak perlu donasi. Ini kita praktekkan kita ambil berkahnya,” ujar UAH.
Hal itu kemudian langsung disambut dengan tepuk tangan dari jemaah yang hadir.
Ustaz Adi Hidayat kemudian menjelaskan bahwa tujuan ia berderma dengan melunasi utang masjid tersebut adalah berusaha menjadi contoh Muslim yang baik sebagaimana isi ceramahnya dan berharap bisa membuat semua yang hadir menjadi Muslim yang baik.
“Maksud saya gini, saya sudah datang sendiri, nulis sendiri, terangkan sendiri, ikut partisipasi jika Anda belum baik juga dengan cara apa lagi saya harus sampaikan,” tandas UAH.
Wallahu’alam
(put)
Load more