Tak Disangka Ragnar Oratmangoen Sempat Alami 'Syok' di Awal Bermain bersama Timnas Indonesia, Pemain Mualaf yang Merasa Nyaman di Tanah Air
- dok.instagram djauharioratmangun
Jakarta, tvOnenews.com- Pemain mualaf di Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen pernah menjelaskan kisahnya saat bermain di Indonesia. Ada hal tak terduga.
Dalam ceritanya, Ragnar Oratmangoen yang akrab dipanggil Wak Haji ini mengatakan kalau ada hal yang buat dirinya 'syok' atau terkaget.
- dok.kolase tvOnenews.com/Fortuna Sittard/YouTube Soccer77
Hal tersebut ia rasakan kala pertama bergabung dengan Timnas Indonesia. Ragnar Oratmangoen nggak sangka kalau gaya bermain berbeda.
Menurut Ragnar Oratmangoen, gaya bermain di Indonesia dengan sepakbola Belanda berbeda jauh.
Di mana Timnas Indonesia secara umum menggunakan umpan jauh.
Sehingga membuatnya harus lebih kerja keras. Usaha sebagai penyesuaian diri.
"Di Belanda, semua orang ingin bermain sepak bola yang baik dari belakang,” ungkap penyerang Timnas Indonesia ini, dikutip dari YouTube Soccer77, Jumat (31/1).
“Di Indonesia, yang pertama kali dilakukan adalah kerja keras dan berlari dan tidak bermain bola seperti itu (operan pendek).” jelas Wak Haji.
Sementara itu, Belanda kata Ragnar Oratmangoen lebih banyak memainkan umpan pendek. Buatnya merasa tertantang.
“Saat kalian tidak bisa bermain operan pendek, maka bermain operan panjang. Di Belanda, mereka tidak menyukai bermain dengan operan jarak jauh,” jelas Ragnar Oratmangoen.
Hal inilah yang buatnya merasa tertantang dan dituntut jauh lebih bekerja keras.
“Saat kalian tidak bisa bermain operan pendek, maka bermain operan panjang. Di Belanda, mereka tidak menyukai bermain dengan operan jarak jauh,” jelas pemain mualaf itu.
- dok.instagram djauharioratmangun
Selama tinggal di Indonesia, dia juga mengatakan buatnya merasa nyaman sebagai umat muslim.
Sebab Pemain berstatus mualaf ini sangat suka dengan Indonesia karena 'bisa bebas' daripada di Belanda.
Bebas yang maksud Ragnar Oratmangoen akrab disapa Wak Haji itu ialah mendengarkan suara Adzan.
"Di saat mereka melihat kita, bisa saja mereka berpikir yang bukan-bukan. Sementara saya di sini bisa bebas. Mendengarkan adzan setiap kali saya keluar," jelas Ragnar dalam kesempatan wawancara tersebut.
Load more