Hadiri Kongres Keluarga Maslahat NU, Menag Nasaruddin Umar Didampingi Sekjen Kemenag
- Humas Kemenag RI
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Agama (Menag) Prof. Nasaruddin Umar menyempatkan untuk datang dalam acara Kongres Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (NU).
Sebagai Menag RI, Nasaruddin Umar tidak sendiri, ditemani oleh Sekjen Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Umar juga didampingi Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad saat menghadiri Kongres Keluarga Maslahat NU.
Alissa Wahid sebagai Penanggung Jawab mengungkapkan tujuan Kongres Keluarga Maslahat NU. Konsolidasi internal NU menjadi acuan pembahasan acara tersebut.
Namun, Alissa Wahid mengatakan bahwa layanan untuk seluruh keluarga di Indonesia agar semakin diperkuat juga menjadi tujuan kongres tersebut.
- Humas Kemenag RI
Alissa Wahid menjelaskan kurang lebih 80 mitra terlibat menjadi perhatian penting dalam kongres keluarga ini. Mereka terdiri dari organisasi masyarakat sipil, lembaga-lembaga, bahkan di lingkungan kementerian.
"Kami tidak ingin bekerja sendirian. NU tidak mungkin mengurus keluarga Indonesia sendirian. Oleh karena itu, kami menggandeng mitra untuk mendalami berbagai isu penting," ungkap Alissa Wahid di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (31/1/2025).
Ia menegaskan bahwa 1,5 juta keluarga telah dijangkau sebagai proses pencapaian dari program Gerakan Keluarga Maslahat NU (GKMNU).
Pencapaian GKMNU lainnya meliputi bimbingan perkawinan menciptakan 5.000 calon pengantin dan program kesehatan memberikan pelayanan untuk 30 ribu bayi dan balita.
Ada pun pihak-pihak menghadiri Kongres Keluarga Maslahat NU, antara lain Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji, Menteri PPPA Arifah Fauzi, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, serta Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf.
Sementara, Menko PMK Pratikno turut memberikan pendapat dalam sesi sambutannya mengatakan GKMNU banyak yang sesuai dengan program yang diprioritaskan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
"Banyak isu yang selaras dengan program ini, seperti stunting dan perundungan," kata Pratikno.
Pratikno berharap pembinaan dan perlindungan terhadap keluarga menjadi upaya pemerintah dan GKMNU bisa bersinergi, menghadapi tantangan seiringnya perkembangan zaman.
"Jika 50 persen warga Indonesia yang merupakan bagian dari nahdliyin berdaya, maka Indonesia akan berdaya," tandasnya.
Load more