tvOnenews.com - Almarhum KH Muhammad Zaini Abdul Ghani al Bantani alias Abah Guru Sekumpul memiliki kisah kepedulian ketika berjuang melawan penyakit di rumah sakit.
Kisah Abah Guru Sekumpul memberikan uang kepada pasien lain mampu menjadi inspirasi bagi seluruh kalangan terkhusus umat Muslim saat rutin melakukan pengobatan di rumah sakit.
Abah Guru Sekumpul bahwasanya rutin menyuci darah kurang lebih dua sampai tiga kali yang harus dilakukan dalam seminggu di RSUD Ratu Zalecha.
Guru Sekumpul kala itu melakukan cuci darah yang dijalaninya agar sembuh dari penyakit pada 2004 hingga 2005 silam.
Seorang perawat RSUD Raza bagian unit Hemodialisis, Syahrudin membagikan pengalamannya Guru Sekumpul saat rutin menyuci darah.
Bagi Syahrudin, pengalaman itu sebagai kenangan terindah karena bisa menangani tokoh ulama ternama dan paling disayangi dari Martapura.
Perawat RSUD Raza itu menyebutkan Guru Sekumpul tidak sekadar menjadi seorang pasien. Sang ulama memunculkan kisah inspirasi yang luar biasa kepada pasien lainnya.
Selain itu, Guru Sekumpul selalu bersabar sebagai pasien langganan rumah sakit tersebut. Hal ini membuat Syahrudin terharu terhadap sikap sang ulama.
"Abah Guru Sekumpul adalah orang yang sangat istimewa. Beliau tidak pernah marah meskipun kami terkadang kelupaan memasang alat. Justru beliau dengan sabar mengingatkan kami," ungkap perawat RSUD Raza Syahrudin dikutip tvOnenews.com, Minggu (5/1/2025).
Sikap Guru Sekumpul, kata Syahrudin, kerap kali memperlihatkan kepribadian solidaritas sebagai sesama manusia.
Guru Sekumpul selalu mengajak para pasien yang cuci darah untuk bercanda bersama sambil menunjukkan keramahannya.
Menurut dia, Guru Sekumpul tidak membeda-bedakan derajat dan kedudukannya yang merupakan ulama besar sekaligus keturunan ke-8 dari Syekh Arsyad al Banjari.
"Abah Guru Sekumpul sering mengatakan bahwa semua pasien cuci darah di sini adalah temannya. Bagi kami, merawat teman Abah Guru Sekumpul adalah sebuah kehormatan," terangnya.
"Kami berharap bisa mendapatkan berkatnya," sambungnya.
Selain itu, Guru Sekumpul juga selalu memberikan sejumlah uang bentuk solidaritasnya kepada pasien yang bernasib sama harus rutin cuci darah.
Menurut dia, keikhlasan yang dimiliki Guru Sekumpul benar-benar nyata untuk saling tolong-menolong.
"Abah Guru Sekumpul sering menitipkan uang untuk kami. Beliau berpesan untuk membagikan uang tersebut kepada pasien cuci darah yang lain, karena beliau sudah menganggap mereka sebagai bagian dari keluarga," paparnya.
Sebagai pengalamannya, Syahrudin menginformasikan bahwa peralatan medis yang dikhususkan untuk menyembuhkan penyakit Guru Sekumpul masih tersimpan dan dijaga oleh pihak RSUD Raza Martapura.
Ia menyebutkan peralatan medis tersebut menjadi sebuah penghormatan Guru Sekumpul telah mempercayai RSUD Raza Martapura untuk berjuang keras menghilangkan penyakitnya.
Ia menambahkan Guru Sekumpul mengajarkan kepedulian sebagaimana manusia dinobatkan makhluk sosial.
"Kami masih menyimpan semua peralatan medis yang digunakan Abah Guru Sekumpul. Kasur yang dulu beliau gunakan kini dipakai oleh pasien lain, sementara mesin cuci darah dan peralatan lainnya yang rusak tetap kami simpan sebagai kenangan," tandasnya.
(hap)
Load more