Awalnya Merasa Kaget dengan Gaya Bermain Timnas Indonesia, Pemain Mualaf Ragnar Oratmangoen Akui Berbeda dengan ...
- dok.kolase tvonenews.com
Jakarta, tvOnenews.com--Siapa sangka pemain mualaf Ragnar Oratmangoen merasa kaget dengan gaya bermain sepakbola di Indonesia. Hal ini disampaikan setelah mencicipi polanya di Timnas Indonesia.
Hadir dan bergabung di Timnas Indonesia yang diasuh Pelatih Shin Tae-yong (STY), Ragnar Oratmangoen merasakan ada yang berbeda.
Menurut Ragnar Oratmangoen yang akrab disapa Wak Haji ini menyampaikan gaya bermain bola di sini berbeda dengan negara lain seperti Belanda. Hal inilah menjadi tantangan tersendiri.
- Kolase
Pria campuran Indonesia -Belanda menyadari dirinya harus beradaptasi dengan cepat. Mengingat ia datang sebagai pemain keturunan (naturalisasi).
Ragnar atau Wak Haji ini akui harus lebih kerja keras. Usaha sebagai penyesuaian dirinya.
Hal tersebut disampaikan Wak Haji saat menghadiri podcast bersama Mamat Alkatiri di kanal YouTube Sport77 Official, dikutip Minggu ((29/12/2024).
"Di Belanda, semua orang ingin bermain sepak bola yang baik dari belakang,” ungkap penyerang milik FC Groningen itu.
“Di Indonesia, yang pertama kali dilakukan adalah kerja keras dan berlari dan tidak bermain bola seperti itu (operan pendek).” jelas Wak Haji.
Kemudian ada pertanyaan lain yang ditanyakan host ke Wak Haji, soal perbedaan sepak bola Indonesia dan Belanda. Wak Haji pun menyebutkan ada perbedaan amat besar dari kedua negara itu.
Baginya gaya bermain sepak bola di Indonesia lebih banyak soal berlari dan umpan jauh. Hal ini berbeda dengan Belanda yang banyak memainkan umpan pendek.
“Saat kalian tidak bisa bermain operan pendek, maka bermain operan panjang. Di Belanda, mereka tidak menyukai bermain dengan operan jarak jauh,” jelas Ragnar.
Sebagaimana Wak Haji merupakan keturunan Belanda dan Indonesia. Ia sangatlah menyukai Tanah Air karena warganya yang toleran.
Ragnar Oratmangoen yang berstatus mualaf ternyata lahir dari keluarga non-muslim beragama Nasrani.
Ia mengaku merasa lebih nyaman dan menyenangkan di Indonesia karena tingkat toleransinya tinggi dan bebas mendengarkan azan kapanpun, di manapun.
"Indonesia mayoritas beragama islam, dan bagaimana pandangan kamu jika dibandingkan dengan eropa yang cukup bebas?," tanya Mamat sebagai host.
Load more