Berkaca dari Polemik Gus Miftah ke Penjual Es Teh, Ceramah Buya Yahya Mencuat Singgung Akhlak Orang yang Rendahkan...
- Kolase tangkapan layar YouTube Al Bahjah TV & Gus Miftah Official
Akhlak ini, kata Buya Yahya, di mana seorang mukmin mencela orang lain bahkan sampai membeda-bedakan ukuran suatu pekerjaan.
"Jangan biasa merendahkan orang lain, guyonan-guyonan yang merendahkan itu adalah bukan akhlaknya orang yang mulia," ungkap Buya Yahya dikutip dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, Jumat (13/12/2024).
Pendakwah kelahiran asal Blitar itu menganggap orang yang suka merendahkan atau mencela sangat berdampak terhadap derajat ke depannya.
Ia menuturkan derajat seseorang yang mencela akan jatuh baik di dunia maupun di mata Allah SWT.
Hal ini berhubungan dengan sikap dari ucapan yang menghina Sunhaji sangat dahsyat mempengaruhi derajat Miftah yang semakin jatuh.
Ia mengabarkan Rasulullah SAW tidak pernah melakukan sikap ini, bahkan menghindari karena bisa mempengaruhi kedudukan sosialnya. Meski beliau merupakan seorang Nabi.
"Tidak boleh merendahkan orang lain, bukan caranya Nabi. Nabi tidak pernah merendahkan orang lain, padahal Nabi sangat tinggi pangkatnya, sangat mulia," jelas dia.
Sebagai pendakwah karismatik, Buya Yahya menyoroti ada orang yang merasa tinggi terhadap kedudukannya membuat mereka.
Perihal akhlak, ia mengisahkan Imam Ghazali yang pernah menjelaskan tentang nasib.
Setiap orang akan mengalami perubahan pada nasibnya apakah tetap merasakan hal serupa atau tidak ke depannya.
Dalam nasib ini, ia mengingatkan akan ada kejutan terhadap takdir seseorang setelah mencela atau dihina oleh orang lain.
"Orang itu memang jelek hari ini, tapi bisa saja esok hari menjadi lebih bagus dari saya," tegasnya sambil mengingat ucapan dari Imam Ghazali.
Buya Yahya menyayangkan seorang pendakwah bisa melontarkan ucapan tidak pantas. Biasanya tokoh-tokoh, ustaz, ulama memberikan tutur kata yang baik agar dicontohkan oleh jemaah atau pengikut mereka.
"Dalam mengajak kebaikan dengan dakwahnya Nabi adalah memandang mereka dengan pandangan cinta dan kasih sayang bukan dengan pandangan merendahkan," terangnya.
Sebaliknya, orang-orang sengaja merendahkan saat derajatnya berada di kedudukan tertinggi akan mengubah status sosial hingga nasib ke depannya tidak sejahterah lagi.
"Seorang ustaz memandang jemaah murid dengan pandangan merendahkan, dia runtuh bukan ustaz lagi. Dia perlu belajar lagi," tandasnya.
Load more