tvOnenews.com - Almarhum sesepuh Nahdlatul Ulama (NU), Mbah Moen pernah membagikan sejumlah amalan setelah shalat Maghrib.
Mbah Moen mengungkapkan amalan pelunas utang dan diguyur rezeki dibaca setelah shalat Maghrib merupakan ijazah darinya yang diungkap oleh KH Izzuddin.
"Dulu saya diijazahi Mbah Moen," ungkap KH Izzuddin dikutip dari tayangan channel YouTube NU Online, Selasa (3/12/2024).
Shalat Maghrib merupakan salah satu bagian dari kewajiban utama yang harus dipenuhi oleh umat Muslim di selama hidup mereka.
Shalat Maghrib berada di urutan ke-4 pada pelaksanaan shalat Fardhu dalam sehari.
Perihal waktu pelaksanaan shalat Maghrib hanya sebentar karena dimulai sejak tenggelamnya matahari.
Jika mengacu pada hitungannya hanya selama satu jam dimulai dari kegiatan Wudhu, menutupi aurat, melaksanakan shalat dan mengisi amalan selepas ibadahnya.
Adapun anjuran mengisi amalan berzikir setelah shalat diterangkan dari Surat An Nisa Ayat 103, Allah SWT berfirman:
فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا
Artinya: "Apabila kamu telah menyelesaikan shalat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah shalat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya shalat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin." (QS. An Nisa, 4:103)
Merujuk dari buku Al-Matsurat Qubro & Dzikir Asmaul Husna karya Hasan Al-Banna menyematkan hadits riwayat anjuran mengisi amalan setelah shalat Maghrib, Rasulullah SAW bersabda:
"Aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah dari mulai shalat Subuh sampai terbit matahari lebih aku sukai daripada memerdekakan empat orang budak dari anak Isma'il. Aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah dari mulai shalat Ashar sampai terbenam matahari lebih aku cintai daripada memerdekakan empat orang budak." (HR. Abu Dawud)
Keutamaan bagi yang mengerjakan shalat Maghrib juga sangat besar. Meski pelaksanaan ibadah wajib ini menjadi tantangan untuk umat Muslim karena dikerjakan pada waktu matahari terbenam.
Saat matahari terbenam menunjukkan waktu di mana setiap orang mukmin dianjurkan tidak boleh keluar dari rumah. Meski harus mengejar keutamaan besar shalat Maghrib berjamaah agar segera pergi ke masjid.
Mbah Moen pun menyarankan setiap setelah shalat Maghrib baik dilakukan berjamaah maupun sendiri harus mengisi berbagai amalan pamungkas.
Ia menyampaikan ada empat amalan harus dikerjakan umat Muslim sebelum beranjak dari sajadahnya pasca menunaikan Maghrib.
KH Izzuddin menyebutkan bahwa ijazah amalan dari tokoh sesepuh PPP itu sangat manjur untuk melunaskan permasalahan utang.
Bahwasanya utang menjadi permasalahan serius karena bisa merugikan baik di dunia maupun di akhirat.
Jika ada orang tidak pernah membayar utang pada semasa hidupnya sangat berdampak mendapat siksaan di akhirat nanti.
"Sudah saya amalkan mulai saya umur 20 tahun sampai umur 75 tahun masih saya amalkan," terang KH Izzuddin.
KH Izzuddin ijazah amalan dari Mbah Moen bukan kaleng-kaleng karena telah diterapkan olehnya saat mengalami rezeki hidupnya seret.
"Ini dilaksanakan, ibarat hikmahnya daripada utang mending mengutangi," tutur dia.
Santrinya Mbah Moen itu menyebutkan selama empat amalan ini selalu dirutinkan setelah shalat Maghrib ada keberkahan selalu menyertainya setiap hari.
Ia menganggap bahwa Allah SWT selalu memberikan rahmat-Nya berupa aliran rezeki diguyur kepada dirinya.
"Semenjak saya berkeluarga sampai sekarang enggak punya utang. InsyaAllah cukup, padahal saya nggak punya lahan sawah, nggak punya," terangnya kepada para jemaah saat mengisi suatu kajian.
Ijazah amalan dari Mbah Moen pun membuat para jemaah KH Izzuddin terpikat segera menerapkannya di setiap pelaksanaan Maghrib mereka.
"Boleh, boleh. Itu boleh, boleh," dukungnya.
Sebelumnya, Mbah Moen selaku gurunya Gus Baha pernah membocorkan ijazah amalan ini pertama kali harus membaca Asmaul Husna minimal dilantunkan 129 kali.
Mbah Moen menyatakan bacaan Asmaul Husna ini merupakan amalan berbentuk Wirid setelah Maghrib.
"Tapi jangan disepelekan!," tegas Mbah Moen.
ﻳﺎﻟﻄﻴﻒ
Bacaan Latin: Ya lathifu.
Artinya: "Yang Mahalembut."
Kemudian, Mbah Moen membagikan amalan kedua berupa doa yang dibaca sebanyak sembilan kali. Ini merupakan salah satu anjuran dari Rasulullah SAW.
"Selain membaca Ya Latief, ada juga doa yang harus dibaca setelah melaksanakan shalat Fardhu dan itu cukup mudah untuk dihafal," kata Mbah Moen.
"Allahu latifun bi’ibaadihi yarzuqu mansyasya’ wahuwal qowiyul aziz Allahumma inni as’aluka rizqon halalan katsiron thoiyiban," sambung dia.
اَللّٰهُ لَطِيْفٌۢ بِعِبَادِهٖ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيْزُ ࣖ
Bacaan Latin: Allaahu latiifum bi‘ibaadihii yarzuqu may yasyaa'(u), wa huwal-qawiyyul-‘aziiz(u).
Artinya: "Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya. Dia memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (QS. Asy Syura, 42:19)
Amalan ketiga merupakan bacaan sholawat Nabi sebagaimana bentuk pujian kepada Rasulullah SAW.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Bacaan Latin: Allahumma Sholli ‘Ala Sayyidina Muhammad Wa’ala Ali Sayyidina Muhammad.
Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan untuk Nabi Muhammad."
Mbah Moen menganjurkan amalan penutup yang dibaca pada urutan keempat dalam bentuk doa pelunas utang dan memperoleh rezeki, seperti ini bunyinya:
اللّٰهُمَّ وَسِّعْ عَلَيَّ رِزْقِى اللّٰهُمَّ عَطِّفْ عَلَيَّ خَلَقَكَ اللّٰهُمَّ كَمَ صُنْتَ وجْهِيْ عَنْ الْسُّجُوْدِلِغَيْرِ ك فَصُنْهُ عَنْذُلِّ السُّؤالِ لِغَيْرِكَ بِرَحمَتِك يَااَرحْمَ الرَّحِميْنَ
Bacaan Latin: Allahumma wasi’ ‘alay ya rizqi, Allahumma ‘atif ‘alayya khalaqaka, Allahumma kama shunta wajhi 'anis sujuudi lighoirika fashunhu ‘an dzullis su-aali lighairik, birohmatika ya arhamar raahimin.
(hap)
Load more