Imam Sering Menghadap ke Makmum Setelah Shalat Berjamaah, Memangnya Harus? Buya Yahya Jawab Tegas Hukumnya…
- Kolase tvOnenews.com
Buya Yahya menjelaskan imam yang menghadap setengah badan ke makmum merupakan adab yang tertulis dalam kitab fikih.
“Ini adalah tata krama, adab seorang menjadi imam. Adapun rincian bahasa fikihnya itu ada di kitab Fathul Muin, kitab Fathul Muin itu adalah kitab yang paling gede, paling banyak membahas masalah shalat berjamaah, detail-detailnya,” pungkasnya.
Adapun hadits perihal kebiasaan Rasulullah SAW menghadap ke arah makmum usai salat dari Al-Barra’ bin ‘Adzib radhiyallahu ‘anhu. Beliau berkata:
كُنَّا إِذَا صَلَّيْنَا خَلْفَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، أَحْبَبْنَا أَنْ نَكُونَ عَنْ يَمِينِهِ ، يُقْبِلُ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ
“Dahulu kami shalat bermakmum bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan kami senang berada di sebelah kanan beliau, karena beliau menghadapkan wajahnya kepada kami setelah sholat.” (HR. Muslim no. 709).
Kemudian hadis dari Samurah bin Jundub radhiyallahu ‘anhu. Beliau radhiyallahu ‘anhu berkata,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى صَلاَةً أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ
“Biasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika setelah selesai shalat, beliau menghadapkan wajahnya kepada kami.” (HR. Bukhari no. 845). (adk/kmr)
Load more