tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat menyoroti orang yang kebiasaan tidur di masjid. Tidak bisa dipungkiri menjadi salah satu tempat paling nyaman untuk istirahat.
Terutama bagi orang yang menjalani itikaf pada bulan Ramadhan, Ustaz Adi Hidayat (UAH) menyebut bisa memunculkan kebiasaan tidur di masjid.
UAH membahas orang-orang kerap kali kebiasaan tidur di masjid setelah mendapat sebuah pertanyaan dari salah satu jemaahnya. Pasalnya, kegiatan ini dapat mengganggu aktivitas ibadah orang-orang yang tidak istirahat di dalamnya.
"Bagaimana hukumnya orang yang suka tidur di masjid? Seperti itikaf yang dilakukan oleh saudara-saudari kita," tanya jemaah kepada UAH dalam suatu ceramah dikutip dari kanal YouTube Taman Firdaus, Minggu (10/11/2024).
UAH membandingkan perbedaan antara itikaf dan tidur di dalam masjid. Kedua aktivitas ini tentu sangat berbeda dan tidak memiliki kaitannya.
"Bukan hanya sekadar tidur, tapi suka tidur di masjid. Masya Allah, punya kasur di rumah, tidur di masjid," ledek UAH.
Direktur Quantum Akhyar Institute itu berpendapat soal hukum tidur di masjid terdapat beberapa definisi.
Ia harus melihat bahwa setiap orang memiliki tujuan berbeda saat tidur di tempat ibadah ini. Jika berkeinginan untuk mendapat kenyamanan demi merasakan udara dingin maka tidak boleh dan bersifat makruh.
"Karena tidak menghidupkan nilai-nilai masjid," kata dia.
Pendakwah karismatik asal Pandeglang ini menambahkan bahwa nilai-nilai masjid telah dikotori apabila sekadar tidur tanpa ada tujuan ibadah.
"Orang shalat dia tidur. Orang baca quran, dia tidur. Kemudian orang bersih-bersih, dia malah dengan tidurnya malah memberikan nilai-nilai yang tidak nyaman untuk orang di masjid," jelasnya.
Walaupun makruh, UAH berspekulasi bahwa orang ini hanya menimbulkan dosa karena mengganggu shalat dan ibadah orang lain di masjid.
Orang yang sekadar tidur juga telah menjauh dari nilai ketaatan terhadap rumah Allah SWT.
Sebaliknya, UAH berasumsi kalau tidurnya mengandung ibadah maka masih boleh, karena telah masuk dalam paket mempertebal keimanan dan memperbanyak pahala melalui masjid.
"Contoh, tidur dalam keadaan saat kita itikaf. Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan itu ada itikaf," tuturnya.
"Apakah ada orang kuat 10 hari tanpa tidur? Ibadah aja enggak tidur-tidur," tambahnya.
UAH memaparkan bahwa itikaf salah satu kegiatan yang harus dilakukan di masjid. Ini berkaitan mendapatkan keutamaan malam Lailatul Qadar.
"Shalatnya di masjid, ibadahnya di masjid, plus tidurnya di masjid," ucapnya.
Dalam penjelasan Imam Nawawi, Allah SWT menilai hamba-Nya telah beribadah selagi menanamkan niat itikaf.
"Jadi ada tidur yang baik, ada tidur yang tidak baik. Paham sampai sini," tandasnya.
(udn/hap)
Load more