Ribuan Warga Korsel Dukung Timnas Indonesia Vs Jepang Tak hanya Faktor Shin Tae-yong, tapi Juga Sejarah Penindasan Agama
- Kolase PSSI & AFC
Kala itu seorang pendeta Katolik bernama Gregorio de Cespedes masuk ke Korea atas pasokan yang didukung oleh pasukan militer dari Jepang. Seorang biksu yang menjabat menteri militer Jepang turut hadir di Korea Selatan.
Sayangnya, orang Korea tidak terlalu dekat memiliki hubungan dengan orang-orang Kristen. Umat Kristen hanya dekat kalangan anak yatim-piatu yang ada di Korea.
Selain anak yatim-piatu, orang Kristen juga hanya dekat dengan tawanan perang dari Korea. Pada abad ke-17 dan ke-18, kedekatan mereka saat tawanan peran baru sampai di bagian semenanjung Korea.
Pada tahun 1392-1897, Dinasti Joseon melakukan penindasan terhadap orang-orang yang menganut agama Kristen Katolik di Korea. Apalagi, mereka hanya dari kalangan bawah dan tidak memiliki kekuasaan apa pun.
Terlebih lagi, utusan diplomatik secara rutin didatangkan ke Tiongkok oleh Dinasti Joseon. Kala itu Yi Gwang-jeong yang merupakan seorang diplomat mendatangi ke Tiongkok. Di sana, ia berhasil menemukan sebuah pemikiran tentang agama Kristen.
Selepas dari Tiongkok, ia tidak lupa menenteng sejumlah buku dari karya misionaris Jesuit Italia saat kembali ke Korea pada 1603. Penulis buku-buku itu adalah sosok Matteo Ricci.
Sang diplomat pun mencoba mengartikan isi dari sejumlah buku yang dibawanya hingga karya Ricci dipublikasikan di Korea. Tetapi, Raja Joseon membuat keputusan larangan terhadap keberadaan agama Katolik pada 1758.
Bagi Raja Joseon, agama Katolik merupakan ancaman hebat untuk agama yang dianut oleh Dinasti Joseon.
Asal-usul Kristen Ditindas di Jepang
Gambaran orang Kristen mendapat siksaan di Jepang dijelaskan oleh William Johnston yang menerjemahkan novel Chinmoku karya Endo Shusaku. Penganiyaan terhadap Kekristenan terjadi pada abad ke-17.
Ada tiga teknik penyiksaan dalam novel itu menjadi sejarah, antara lain adalah anazuri, proses salib menggunakan air, serta air panas untuk penganiayaan.
Saat itu para petani menjadi target penganiyaan hingga mendapat paksaan agar berpaling dari kepercayaannya. Padahal mereka tidak pernah melakukan kejahatan kala awal mula adanya larangan agama Kristen.
Pada tahun 1549, Francis Xavier sampai di sebuah Prefektur Kagoshima tepatnya di Satsuma. Harapannya agar menyebarkan kitab Injil di Jepang.
Load more