"Allahumma sholli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad, boleh," terangnya.
"Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad, boleh," sambungnya.
Ia menjelaskan bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar. Namun, ia berharap tidak ada keributan hanya demi mempertahankan argumen masing-masing.
"Jangan ribut masalah bahasa, sayyiduna boleh, tidak pakai sayyiduna boleh, mau yang panjang boleh, mau yang pendek boleh," jelasnya.
Almarhum mantan Imam Besar Masjid Nabawi dari 13 tahun tersebut menjelaskan secara detail bagi yang menggunakan sayyidina. Terutama saat seorang mukmin mengamalkan sholawat Nabi secara rutin.
"Kalau kita bilang sayyiduna memang Nabi Muhammad sayyiduna, mau atau tidak mau, dia sayyiduna, bahkan seluruh manusia pimpinannya Nabi Muhammad SAW," terangnya.
Ia mengutip dari ucapan Rasulullah SAW mengenai bacaan sholawat. Ini berhubungan dengan penggunaan sayyidina untuk menemukan titik terangnya.
Load more