Meski demikian, ia menegaskan kekalahan atas PSM Makassar tidak menghalangi dirinya bersama teman-teman terpuruk dan harus tetap menjadi pesepak bola profesional.
"Kami merasa hampa, secara emosional sangat sedih, dan secara fisik sangat lelah, tapi kami tahu kami tidak punya waktu untuk menangis, sepak bola profesional seperti itu," paparnya.
Lanjut, ia menjelaskan alasan Persija seperti agama karena tekanan dari the Jakmania membuat skuad Macan Kemayoran harus profesional.
Terutama ia bersama teman-temannya mendapat tugas harus memenangkan seluruh pertandingan untuk membawa Macan Kemayoran juara di berbagai ajang kompetisi.
"Ini kehidupan sepak bola profesional dan itu terkadang memang sangat berat," imbuhnya.
"Banyak orang yang melihat ketika kami meraih prestasi, kejayaan, dan kebahagiaan," sambungnya.
Load more