Artinya: "Sungguh aku hadapkan wajahku dengan penuh ketundukan kepada Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi, dan aku bukanlah termasuk orang-orang menyekutukan (Allah), sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, matiku, hanya milik Allah Rabb semesta alam, tidak ada sekutu baginya. Dan karena itulah aku diperintahkan dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri."
Lanjut, Ustaz Adi Hidayat merincikan waktu yang tepat saat Nabi Muhammad SAW mengamalkan kedua bacaan Doa Iftitah tersebut.
"Pertanyaannya, bukan mana yang benar. Tapi kapan Nabi membaca Allahumma Baid, dan kapan Nabi membaca Wajjahtu," tegasnya.
Ia pun turut membandingkan saat Nabi Muhammad SAW mengamalkan Inni Wajjahtu dan Allahumma Baa'id dari segi waktu pelaksanaannya.
Ia menjelaskan bacaan Inni Wajjahtu selalu dibaca Nabi Muhammad SAW sedang melakukan lempar jumrah.
Tak hanya lempar jumrah, saat Nabi Muhammad SAW hendak memotong hewan kurban juga selalu membaca Inni Wajjahtu.
"Saya melihat Rasulullah SAW saat akan menyembelih hewan kurbannya menghadap kiblat, kemudian beliau menyampaikan Inni Wajjahtu," katanya.
Ia menyatakan doa sembelih hewan kurban selalu diamalkan Nabi Muhammad SAW menggunakan Inni Wajjahtu.
"Jadi Inni Wajjahtu itu doa menyembelih hewan kurban," imbuhnya.
Ia menerangkan Doa Iftitah kalimat Inni Wajjahtu berangkat dari hadits diriwayatkan Jabir bin Abdullah.
Load more