Sirah Nabawiyah: Saat Usia Nabi Muhammad SAW 35 Tahun, Membangun Ka'bah dan Menyelesaikan Pertikaian
- Dok. Media Center Haji 2024
Mereka terus melakukan perobohan terhadap Ka’bah hingga sampai ke pondasi pertama yang dulu diletakkan oleh Nabi Ibrahim AS.
Kemudian orang-orang Quraisy ingin memulai membangun kembali Ka’bah, akhirnya masing-masing kabilah mendapatkan satu bagian.
Setiap kabilah mengumpulkan sejumlah batu sesuai dengan jatah masing-masing, lalu dimulailah pembangunan.
Sedangkan yang menjadi pimpinan proyek adalah seorang arsitek dari Romawi yang bernama Baqum.
Kemudian ketika pengerjaan tersebut sampailah kepada peletakan Hajar Aswad.
![]()
Sirah Nabawiyah: Saat Usia Nabi Muhammad SAW 35 Tahun, Membangun Ka'bah dan Menyelesaikan Pertikaian (Sumber: Media Center Haji Kemenag)
Para kabilah bertikai mengenai siapa yang paling berkah mendapatkan kehormatan meletakkan Hajar Aswad ke tempat semula.
Pertikaian itu berlangsung sekitar empat atau lima malam.
Bahkan semakin meruncing hingga hampir terjadi peperangan yang maha dahsyat di Tanah Haram.
Untunglah, Abu Umayah bin al-Mughirah al-Makhzumi menawarkan penyelesaian pertikaian di antara mereka melalui satu cara yaitu menjadikan pemutus perkara tersebut kepada siapa yang paling dahulu memasuki pintu masjid.
Tawaran ini dapat diterima oleh semua pihak dan atas kehendak Allah SWT, Nabi Muhammad SAW yang memasukinya.
Tatkala melihat Nabi Muhammad SAW memasuki masjid, mereka saling menyeru, “Inilah al-Amin (orang yang amanah)! Kami rela! Inilah Muhammad!”
Dan ketika Nabi Muhammad SAW mendekati mereka dan mereka memberitahukan kepadanya tentang kesepakatan itu.
Nabi Muhammad SAW kemudian meminta satu selendang dan meletakkannya Hajar Aswad di tengah-tengahnya.
Lalu Nabi Muhammad SAW meminta agar semua kepala kabilah yang bertikai memegangi ujung selendang itu.
Kemudian Nabi Muhammad SAW memerintahkan mereka mengangkat tinggi-tinggi hingga mereka telah mengangkatnya sampai ke tempatnya.
Nabi Muhammad SAW lalu mengambilnya dengan tangannya dan meletakkannya di tempat semula.
Ini merupakan solusi yang tepat dan jitu yang membuat semua pihak rela.
Namun orang-orang Quraisy kekurangan dana dari sumber usaha yang baik sehingga mereka harus meninggalkan pembangunan sekitar 6 hasta dari bagian utara Ka’bah yaitu dinamakan Hijir Ismail dan al-Hathim.
Load more