tvOnenews.com - Surah Al-Baqarah ayat 44 mempunyai tafsir tentang para pemimpin Yahudi.
Tafsir Surah Al-Baqarah ayat 44 masih melanjutkan kisah Bani Israil mendapat beberapa peringatan dari Allah SWT.
Hal ini bermula dalam beberapa ayat Surah Al-Baqarah sebelumnya mengenai Bani Israil kembali diingatkan setelah berjanji untuk menyembah kepada Allah SWT.
Bani Israil telah berjanji akan mengikuti ajaran yang dibawakan Nabi Muhammad SAW.
Allah SWT juga memerintahkan Bani Israil beriman kepada Al-Quran. Apabila mereka melanggar akan menjadi golongan pertama kali dikafirkan oleh-Nya.
Ilustrasi Bani Israil atau bangsa Yahudi. (Freepik)
Bani Israil mendapat peringatan tidak boleh mencampurkan ajaran dalam kebenaran dengan kebatilan (kesalahan, kejahatan, kemungkaran dan lain-lain).
Sebelumnya, ayat 43 dalam Surah Al-Baqarah menjelaskan Bani Israil yang kini dikenal bangsa Yahudi diperintahkan untuk shalat setelah memeluk agama Islam.
Mereka juga mendapat perintah untuk menunaikan zakat dan rukuk sebagaimana cara rukuk umat Islam.
Dikutip tvOnenews.com melalui Quran Kemenag RI, tafsir Surah Al-Baqarah ayat 44 ini akan membahas tentang para pemimpin Yahudi yang munafik.
Maka, tafsir Surah Al-Baqarah ayat 44 ini berjudul "Kemunafikan Para Pemimpin Yahudi".
اَتَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ اَنْفُسَكُمْ وَاَنْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتٰبَ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ
Ata'muruunan-naasa bil-birri wa tansauna anfusakum wa antum tatluunal-kitaab, afalaa ta‘qiluun.
Artinya: "Mengapa kamu menyuruh orang lain untuk (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca kitab suci (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti?." (QS. Al-Baqarah, 2:44)
Ayat 44 ini memiliki pembahasan setelah Allah SWT memberikan perintah shalat dan zakat mengenai pengecaman terhadap para pemimpin Yahudi.
Allah SWT memberikan kecaman kepada para pemuka atau pemimpin Yahudi yang selalu memberikan tuntunan untuk berbuat baik terhadap sesama.
Namun, Allah SWT memperingatkan para pemimpin Yahudi harus sesuai dengan sikap dan perilaku yang dimilikinya saat mereka menganjurkan orang lain berbuat amal kebajikan.
Pemuka-pemuka Yahudi sampai melupakan diri karena tidak ada amalan kebaikan yang melekat dalam diri mereka padahal telah memberikan agar selalu berbuat baik.
Padahal mereka telah membaca isi Kitab Taurat sebagaimana makhluk hidup harus melakukan kebaikan tetapi hal tersebut tidak ada dalam diri mereka.
Hal itu sangat berbahaya karena bisa dikendalikan dalam berbuat dosa dan kesulitan saat tidak menyertakan nilai kebaikan dalam diri mereka sendiri.
Meski demikian, ayat ini berbicara tidak hanya untuk para pemimpin Yahudi tetapi juga ditujukan kepada umat Muslim.
Ayat ini menjadi pengingat para pemuka agama Islam agar selalu mengingatkan diri sendiri sebelum menebar anjuran berbuat kebaikan.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)
Load more