Mengenang Hamzah Haz Jadi Penyelamat APBN, Didik J Rachbini Kehilangan Politisi Negarawan
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Rektor Universitas Paramadina Didik J Rachbini turut berduka cita dan merasa kehilangan atas kepergian mantan Wakil Presiden RI ke-9 Hamzah Haz.
Didik merasa kehilangan sejak Hamzah Haz meninggal dunia pada Rabu (24/7/2024). Ia menyebut kepergian mendiang mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menandakan tidak ada lagi sosok penyelamat APBN di Indonesia.
"Selamat jalan Pak Hamzah Haz. Kita kehilangan lagi politisi negarawan, sekaligus penulis, pemikir dan kolumnis yang rajin memberikan pencerahan masalah-masalah ekonomi politik, hal kenegaraan, khususnuya politik anggaran dan APBN," ucap Didik J Rachbini dalam keterangan tertulisnya di Dubai dikutip tvOnenews.com, Jumat (26/7/2024).
Didik menjelaskan bahwa mendiang Hamzah Haz salah satu politisi yang rajin dalam penulisan masalah politik tentang APBN yang dipublikasikan melalui beberapa media massa sekitar akhir tahun 1980 dan 1990.
"Tidak hanya menulis tetapi menekuninya dalam praktek kenegaraan dalam pembahasan-pembahasan di DPR dimana ia sekaligus sebagai pimpinan partai opposisi yang loyal," jelasnya.
Rektor Universitas Paramadina itu menilai Hamzah Haz sebagai sosok pemimpin sekaligus Wakil Presiden pada massanya yang pemikir. Tak hanya itu, bidang politik dan ekonomi menjadikan Hamzah menyukai berbagai gagasan bangsa melalui penyajian dan diskusi di publik.
Sebaliknya, ia menyebut pemimpin saat ini tidak selalu menyertakan pemikiran gagasan yang luas hanya mempunyai kepentingan menjadi populer.
"Politisi jaman dulu matang ditempa jaman dan selalu bergulat dengan ide kebangsaan, tidak berbeda jauh dari generasi politisi pemikir 2-3 dekade sebelumnya," terangnya.
Ia mencontohkan sosok yang menguasai berbagai ide pada zaman dulu di antaranya Soerkarno, Hatta, Sjahrir, Soedjatmoko dan pemimpin lainnya.
Ia mengakui perbandingan sosok pemimpin yang pemikir pada zaman Hamzah Haz dengan massa sekarang berbeda jauh.
"Kita mengelus dada, jauh seperti bumi dan langit. Yang simboliknya seperti pemikiran kebangsaan, buku dan mainan anak kecil," imbuhnya.
Didik menjelaskan sosok mendiang Hamzah yang mempunyai komitmen terhadap kepentingan nasional secara menyeluruh dan rasional menjadi contoh patut ditiru masyarakat terutama terhadap para pemimpin sekarang.
Load more