Surabaya, tvOnenews.com - Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa bersyukur cicit Syekh Abdul Qadir Jailani dan Al Sayyid Al Syech Afeefuddin Al Jailani memberikan hadiah berupa kiswah makbaroh.
Khofifah menjelaskan bahwa cicit Syekh Abdul Qadir Jailani juga mempunyai peran di Lembaga milik Syekh di Baghdad.
"Alhamdulillah, hari ini saya menerima hadiah kiswah Syekh Abdul Qadir Jailani dari cicit beliau yang juga pemangku Lembaga Syekh Abdul Qadir Jailani di Baghdad yaitu Al Sayyid As Syekh Afeefuddin Al Jailani," ungkap Khofifah dalam keterangannya di Surabaya dikutip tvOnenews.com, Selasa (23/7/2024).
Khofifah menyampaikan kiswah yang diberikan oleh cicit Syekh Abdul Qadir Jailani memunculkan keberkahan.
"Semoga kita semua mendapatkan barokah dari karomah beliau sang Sulthonul Auliya Syekh Abdul Qadir Jailani," katanya.
Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa (kedua kiri) bersama cicit Syekh Abdul Qadir Jailani, Al Sayyid Al Syech Afeefuddin Al Jailani foto dengan kiswah. (Tim Khofifah)
Ia pun menerangkan terkait sosok Syekh Abdul Qadir Jailani yang merupakan sebagai seorang sufi.
Tak hanya itu, Syekh Abdul Qadir Jailani juga menjadi ulama fiqih hingga ahli aqidah.
Menurutnya, ilmu pengetahuan Syekh Abdul Qadir Jailani tidak dianggap main-main dan telah membuktikan bahwa beliau juga sebagai pendiri tarekat al Qadiriyah.
"Beliau dikenal sebagai Sulthonul Auliya atau rajanya para wali dan Al-Imam Al-Quthubul Aqthab atau pemimpin dan penguasa seluruh wali di alam semesta," jelasnya.
"Suatu kehormatan bagi kami bisa dihadiahi kiswah dari makbaroh beliau di Irak," sambungnya.
Ia menegaskan kunjungannya sebagai bentuk silaturahmi dan pemenuhan undangan yang diberikan oleh Syekh Afeefuddin ke Al Jailani International.
Ia menuturkan Syekh Abdul Qadir Jailani telah memberikan banyak ajaran akhlak mulia menjadi topik diskusi pada pertemuan tersebut.
Khofifah mengatakan dari hasil diskusi dirinya bersama pihak Al Jailani International akan mengadakan pengajian rutin selama dua bulan sekali.
Tema pengajian tersebut mengambil topik "my morality my religion, my religion my morality".
"Meskipun beliau sebagai sulthanul auliya, tetapi beliau tidak pernah bertinggi hati," imbuhnya.
Ia menjelaskan tauladan yang dimiliki Syekh Abdul Qadir Jailani tidak akan pernah luntur untuk menjadi acuan mengingat akhlak yang mulia sangat penting.
"Jasad Syekh Abdul Qadir Jailani memang sudah terkubur lebih dari delapan abad. Namun nama dan tauladan hidupnya tetap membekas kuat di kalangan umat Islam. Beliau adalah Sulthanul Auliya Syekh Abdul Qadir al-Jailani ra, ulama sufi dunia," tandasnya.
(ant/hap)
Load more