Gus Baha menyebutkan bahwa, kekhusyukan seseorang saat shalat menjadi tantangan mereka untuk melawan godaan setan.
Hal itu membuat banyak orang pesimis dan merasa ibadahnya tidak diterima oleh Allah SWT hanya karena tak khusyuk saat shalat.
Cendikiawan Islam itu membagikan caranya agar tetap diterima walaupun ibadhanya sulit khusyuk.
Menurutnya, seseorang tidak boleh mengambil kesimpulan terhadap rasa pesimisnya kalau ibadahnya sulit diterima atau ditolak oleh Allah SWT.
Ia menyatakan rasa optimis diambil dari Mazhab Abu Hasan as-Syadzili terkait orang yang tidak boleh merasa bersalah saat shalat.
"Ciri khasnya Mazhab Syadzili itu adalah orang itu tidak boleh merasa salah," ujar Gus Baha.
"Imam Syadzili punya murid sangat alim bernama Abul Abbas al-Mursyi. Abul Abbas ini juga punya murid alim bernama Ibnu Athaillah yang mengarang kitab Hikam," sambungnya.
"Maka cerminan Mazhab Syadzili adalah apa yang ada dalam kitab Hikam," lanjutnya.
Load more