Makkah, tvOnenews.com - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengungkap, masih sekitar 25.593 jemaah atau 12 persen dari total kuota belum mendapatkan smart card dari pihak Masyariq, Selasa (11/6/2024).
Padahal, smart card adalah syarat untuk jemaah haji agar bisa memasuki Arafah.
"Smart card adalah skema yang pertama kali diterapkan pihak Arab Saudi. Sampai hari ini (Selasa, 11 Juni 2024), ada 12 persen atau 26.022 jemaah yang belum terima," ujar Menag saat rapat dengar pendapat dengan Tim Pengawas Haji yang merupakan anggota dewan di Hotel Wihdah Khoir, Jarwal, Makkah, Rabu (12/6/2024).
Gus Men, sapaan akrabnya menyatakan pihaknya tidak akan tinggal diam.
Seluruh jemaah haji Indonesia harus memasuki Arafah untuk melakukan wukuf.
"Kami mengejar terus pihak Masyariq, dan mereka berjanji akan memberikan maksimal smart card besok pagi," tandasnya.
Gus Men juga menjelaskan, jemaah diwajibkan menunjukkan smart card pada saat akan naik bus menuju Arafah dari hotel.
"Jadi nanti di-scan smart cardnya. Hanya yang punya smart card yang boleh naik bus," katanya.
Sementara bagi jemaah yang kartunya hilang, bisa mengajukan penggantian kepada sektor.
"Nanti visa juga bisa dipakai," jelasnya.
Saat ini, kata Menag, pihaknya tengah memproses smart card untuk mukimin yang menjadi petugas haji agar mereka bisa masuk ke kawasan Armuzna.
Sementara di tempat terpisah, Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag RI Subhan Cholid mengatakan pihaknya telah melakukan simulasi dengan pihak Masyariq untuk proses keberangkatan jemaah ke Arafah dari hotel.
Saat simulasi, dilakukan tiga trip pemberangkatan.
Trip dimulai sejak pukul 08.00 pagi hingga 21.00 Waktu Arab Saudi (Was).
Pertama, 40 jemaah akan dinaikkan ke dalam bus.
Namun sebelum itu, smart card para jemaah akan di-scan.
Setelah semua jemaah masuk, bus akan disegel, yang mana segel tersebut hanya bisa dibuka oleh otoritas Arab Saudi di Arafah.
"Trip pertama 40 orang memakan waktu 5 menit, trip kedua 26 orang 3,4 menit dan 30 orang 5,2 menit. Waktu ini cukup cepat," ujarnya.
Namun Subhan menegaskan, pihak Kemenag meminta maysariq memperhatikan waktu untuk lansia.
Selain itu pihaknya juga meminta mitigasi risiko bagaimana untuk jemaah yang lansia, risiko tinggi (risti) dan disabilitas. (put)
Load more