Menyadari seruan sang semut, Nabi Sulaiman tertawa. Ia pun bersyukur karena atas izin Allah SWT, dirinya dapat memahami bahasa binatang dan karenanya dapat menghindarkan pasukannya dari wilayah tersebut agar para semut tak mengalami bencana dan kehancuran.
Saat peristiwa tersebut, Nabi Sulaiman AS pun berdoa, "“Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (Q.S. An-Naml, ayat 19).
Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya. Dalam kisah Nabi Sulaiman ini umat manusia diajarkan bahwa sekuat, seagung, dan sekaya apapun janganlah berperilaku semena-mena terhadap makhluk lain terutama yang posisinya lebih rendah seperti hewan dan tumbuhan. Jika seorang nabi yang dijamin masuk surga saja berupaya agar dirinya tidak zalim terhadap hewan paling kecil dan tak berdaya, tentulah kita harus meniru dan mengamalkan perilaku mulia tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Kisah Nabi Sulaiman yang satu ini pasti sudah sering didengar, yakni tentang kisah Nabi Sulaiman yang berhasil menundukkan kerajaan Saba' dan mengembalikan kerajaan ini agar mau menyembah Allah SWT hanya dengan kecerdikan.
Diceritakan bahwa saat itu Nabi Sulaiman tertarik untuk mengunjungi sebuah wilayah tak jauh dari kerajaannya. Beliau terkesima dengan teknologi yang telah berhasil mengubah tanah yang tandus menjadi subur dan hijau. Nabi Sulaiman ingin teknologi yang sama diterapkan di kerajaannya agar masyarakatnya semakin sejahtera.
Singkat cerita, ia pun berangkat bersama pasukannya dan ditemani pula oleh burung hudhud yang sangat lihai mencari air yang tersembunyi di balik tanah. Namun dalam perjalanan hudhud menghilang. Nabi Sulaiman pun berang dan berjanji menghukumnya jika tak segera kembali.
Load more