tvOnenews.com - Buya Yahya dalam sebuah ceramahnya menjelaskan tentang hukum umat muslim percaya dengan kisah-kisah horor hantu seperti kuntilanak, pocong, tuyul, dan Nyi Roro Kidul.
Tak bisa dipungkiri jika sebagian besar masyarakat Indonesia percaya dan suka tentang hal-hal ghaib.
Hal itu juga bisa dilihat dari banyaknya kisah-kisah hantu yang diangkat menjadi film dan diminati masyarakat.
Lantas bagaimana hukumnya dalam Islam jika seorang muslim percaya dengan hantu seperti Nyi Roro Kidul, kuntilanak, tuyul dan genderuwo? Simak penjelasan Buya Yahya berikut ini.
Buya Yahya pertama-tama menerangkan bahwa sebagai muslim kita harus mengimani adanya setan, jin dan iblis.
Karena hal tersebut tertulis dalam Al-Quran sehingga kita harus mengimani keberadaannya meskipun kita tidak dapat melihat mereka.
Akan tetapi keberadaan jin, setan, dan iblis tertulis dalam Al-Quran dan hadist Nabi, sehingga orang yang tidak beriman kepada ketiganya maka bisa disamakan dengan tidak beriman kepada Nabi.
"Cuma kadang-kadang ada orang yang terlalu kreatif daya khayalnya, sehingga muncul kuntilanak, pocong, tuyul genderuwo, Nyi Roro Kidul," papar Buya Yahya.
"Akhirnya menjadi rancu mana yang harus diimani dengan benar dan mana kisah yang hanya beredar di masyarakat atau sinetron," sambungnya.
Lantas apakah orang muslim boleh percaya adanya kuntilanak, tuyul, pocong, Nyi Roro Kidul, dan genderuwo? Simak penjelasan Buya Yahya berikut ini.
Melansir dari YouTube Al-Bahjah TV, berikut adalah penjelasan Buya Yahya tentang iman kepada jin, setan, dan iblis dalam hukum Islam.
"Kita beri rambu-rambu, supaya Anda ini orang muslim ko aneh-aneh. Itu harus tahu sumbernya kisah-kisah seperti Nyi Roro Kidul, dan sejauh mana ditinjau dari kacamata Islam," ujar Buya Yahya.
Buya Yahya menjelaskan bahwa sebagai seorang muslim, kita tidak boleh mudah percaya dengan cerita semacam itu.
Karena kisah tersebut berkenaan dengan hal yang ghaib, sehingga untuk membicarakan hal tersebut harus ada sandaran dari mana sumbernya.
"Dalam urusan yang ghaib, berita yang bisa dipercaya hanya Al-Quran dan hadist Nabi. Gak boleh sampai situ kita ngarang-ngarang berita ghaib," tegas Buya Yahya.
Buya Yahya juga menjelaskan jika terkadang ada celah pernyataan soal bagaimana setan dan jin bisa menjelma sebagai mahluk lain.
Celah tersebut yang kemudian dikembangkan oleh seseorang yang mengaku pernah bertemu dengan makhluk tersebut dan akhirnya banyak kebohongan.
Buya Yahya menerangkan bahwa definisi jin, setan dan iblis kerap disamakan dari sisi asal. Padahal sesungguhnya definisi jin, setan, dan iblis dijelaskan bukan hanya berasal dari api.
Ilustrasi kuntilanak dari kisah-kisah horor yang beredar di masyarakat. Source: istockphoto
Jin merupakan mahluk halus yang diciptakan dari api, dan bisa menjelma menjadi berbagai jelmaan. Seperti seorang lelaki atau yang lainya dengan bentuk yang menyeramkan atau menawan.
"Jin bisa menjelma, dan diizinkan. Kita tidak bisa menjelma jadi jin, kecuali ahlak kita saja bisa berubah jadi ahlak setan," ujar Buya Yahya.
Kemudian sebagian ulama mengatakan jika setan adalah golongan jin yang tidak beriman.
Sehingga sebagian menyamakan asalnya dan definisinya. Kalau tidak beriman jin itu disebut setan, sedangkan yang beriman disebut jin muslim.
"Jin bisa menjelma tapi ini menjadi celah nanti orang bisa membuat karangan jelmaan. Termasuk jin menjelma dengan bentuk yang berbeda-beda dan bisa dilihat oleh manusia," ujar Buya Yahya.
"Makanya kalau jin menjelma jadi manusia, dia ikut hukum manusia, pukul saja biar kesakitan. Makanya Anda ini tidak usah dihantui dengan hal-hal semacam itu," tegas Buya Yahya.
Buya Yahya mengingatkan lagi bahwa terkadang ada orang yang depresi sehingga seolah-olah melihat jelmaan ini dan itu karena sudah tidak sinkron otaknya.
Pimpinan pondok pesantren tersebut berpesan bahwa sebaiknya mari kita sama-sama benahi keimanan kita agar hidup enak dan tidak gampang suudzon pada orang lain.
"Orang muslim kok gampang suudzon, kena santet, dibilang diganggu orang, padahal mungkin yang stress memang orangnya, atau memang sedang sakit badannya," pungkasnya.
(udn)
*Trigger warning: Artikel ini tidak ditujukan untuk memberi contoh perilaku dan fenomena buruk yang diulas dan sedang jadi perbincangan hangat di media sosial. Penulis memohon kebijaksanaan pembaca, dan berkonsultasi dengan pihak terkait jika artikel ini memicu emosional pembaca.
Baca artikel tvOnenews.com terkini dan lebih lengkap, klik google news.
Ikuti juga sosial media kami;
twitter @tvOnenewsdotcom
facebook Redaksi TvOnenews
Load more