Kisah Operasi Pengiriman Bantuan Lewat Udara di Gaza: "Mission accomplished"
- ANTARA
Yang patut dicatat, penerjunan pasukan payung dan pemboman dari udara juga termasuk ke dalam metode airdrop ini. Pada Perang Dunia II, menerjunkan logistik lewat udara itu memakai pesawat-pesawat pengebom sementara barang-barang yang diterjunkan ditempatkan di dalam wadah khusus yang memenuhi standard militer operasi udara.
Secara teknis, berbagai tipe dan metode airdrop dipergunakan, tergantung jenis dan ukuran kargo serta ketinggian misi dilaksanakan. Kecepatan rendah, kecepatan tinggi, dan penerjunan bebas barang yang dikirim merupakan pilihan-pilihan yang jamak dilaksanakan.
Misi airdrop kecepatan rendah memerlukan parasut yang dirancang untuk mengurangi sebanyak mungkin kecepatan jatuh kargo. Sementara airdrop kecepatan tinggi ditujukan untuk mengirimkan kargo memakai parasut khusus yang dirancang untuk membuat arah dan kecepatan jatuh kargonya lebih stabil, namun jelas kecepatan jatuhnya tidak sama dengan kecepatan jatuh pada misi ketinggian rendah.
Ada beberapa tipe parasut yang digunakan sesuai kondisi dan misi, di antaranya parasut G-12E, yang berukuran diameter 21,5 meter dan dirancang untuk mengurangi dan membuat stabil muatan. Dengan kemampuan untuk mengirim muatan dalam berbagai ketinggian, parasut G-12 berguna dalam mengirim kargo ukuran lebih besar terutama jika digunakan lebih dari satu parasut itu pada suatu muatan secara bersamaan. Dengan ukuran dari tengah 7 meter lebih, satu parasut G-12 bisa menerjunkan kargo dengan bobot yang sama secara lebih cepat dengan biaya lebih murah.
Metode umum airdrop mengandalkan seberapa akurat muatan bisa keluar dari pintu rampa pesawat transpor. Proses pengeluaran ini memakai parasut berbeda untuk menarik keluar muatan dengan pengawasan loadmaster.
Gaya gravitasi menyebabkan muatan terjatuh ke Bumi dari pesawat transpor, termasuk dalam sistem pengiriman kontainer. Sistem ini diterapkan untuk mengirimkan perlengkapan yang terlalu berat dibawa pasukan secara langsung.
Sejak Perang Korea dan Perang Viet Nahm, sistem ini telah dikembangkan untuk diterapkan pada keadaan gelap gulita dan cuaca buruk, yang memungkinkan pesawat pengangkut menerjunkan suplai tanpa mengungkap posisi mereka. Sistem inilah yang kemudian paling populer dipergunakan keperluan misi sipil dan militer.(ant/bwo)
Load more