tvOnenews.com - Tradisi ziarah kubur atau nyekar habis salat Idul Fitri memangnya boleh? Ternyata ini yang diucapkan para sahabat nabi SAW saat lebaran Idul Fitri menurut Ustaz Khalid Basalamah merupakan dua berita religi populer di tvOnenews.com, pada Rabu (10/4/2024).
Simak informasi lengkapnya.
Sudah menjadi tradisi sehabis salat Idul Fitri langsung menuju pemakaman untuk melakukan ziarah atau nyekar. Lantas sebenarnya boleh atau tidak melakukan ziarah kubur di hari raya Idul Fitri?
Dalam ceramahnya, Ustaz Khalid Basalamah menjelaskan perihal hukum ziarah kubur saat Idul Fitri. Sebelum berbicara soal hukum ziarah kubur ketika Idul Fitri, Ustaz Khalid menjelaskan terlebih dahulu tentang hukum ziarah kubur.
Menurut Ustaz Khalid, ziarah kubur pada dasarnya termasuk sunnah Nabi sehingga bila dikerjakan akan mendapat pahala. "Ziarah kubur adalah sunnah Nabi, itu dulu harus kita pahami," kata Ustaz Khalid Basalamah.
Lebih lanjut, Ustaz Khalid Basalamah mengingatkan agar jangan sampai melakukan zikir dan doa yang tidak sesuai sunnah saat ziarah kubur. Terlebih malah meminta doa kepada orang yang berada di dalam kubur, hal ini jelas dilarang dalam Islam.
"Nabi sering kali dalam sepekan, dua kali menziarahi kuburan para sahabat, dan Nabi kadang-kadang beberapa pekan dalam sebulan menziarahi syuhada Uhud, dan beliau mengucapkan salam," ungkap Ustaz Khalid Basalamah.
Oleh sebab itu Ustaz Khalid menegaskan bahwa tidak bisa dikatakan ziarah kubur sebagai perbuatan yang haram karena Nabi SAW pernah mencontohkannya. Kecuali jika melakukan ziki-zikir yang jauh dari agama atau jauh dari sunnah Nabi SAW.
"Kecuali memang yang dilakukan adalah dzikir-dzikir yang jauh dari agama atau jauh dari sunnah Nabi SAW," lanjutnya.
Berkaitan dengan ziarah kubur setelah salat Idul Fitri, menurut Ustaz Khalid Basalamah ziarah kubur sebaiknya tidak diikat oleh waktu tertentu alias bisa dikerjakan kapan pun.
"Hanya saja memang ziarah kubur ini tidak ada penentuan waktu, kapan saja. Dan usahakan jangan momentumnya habis Idul Fitri, kapan saja, kalau bertepatan memang pas Idul Fitri punya waktu luang, itu hak Anda," tutupnya.
Kemudian, saat Hari Raya Idul Fitri biasanya setiap muslim akan bermaaf-maafan sambil bersalaman. Ternyata kata Ustaz Khalid Basalamah, sebenarnya hal itu belum ada di zaman Nabi SAW.
Ustaz Khalid menjelaskan terlebih dahulu perihal hukum tradisi maaf-maafan dan bersalaman saat lebaran. "Kalau dalam sunnah Nabi tidak pernah ada, tidak pernah dikhususkan itu," ungkapnya.
Ustaz Khalid menjelaskan sunnah Nabi Muhammad SAW adalah memperbanyak puasa di bulan Syaban. "Jadi sebelum Ramadhan tidak ada ibadah khusus kecuali Nabi SAW perbanyak puasa di bulan Syaban, itu saja," katanya.
Sang pendakwah menjelaskan bahwa sebenarnya tradisi maaf-maafan dan bersalaman saat Hari Raya Idul Fitri belum ada saat zaman Rasulullah SAW. Ustaz Khalid menyebutkan bahwa yang ada pada zaman Rasulullah SAW saat itu adalah mengucapkan kalimat doa.
"Yang ada adalah para sahabat saling mengucapkan Taqabalallahu Minna Wa Minkum, artinya semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian," jelasnya.
Namun, Ustaz Khalid Basalamah menegaskan ia tidak menyalahkan atau mencap bahwa tradisi maaf-maafan saat Idul Fitri bukan sesuatu yang salah hingga berdosa.
"Tentu saja orang-orang yang melakukan ini (maaf-maafan saat Idul Fitri) adalah perbuatan yang tidak disalahkan, kita tidak pernah dan tidak boleh menyalahkan," ujar Ustaz Khalid.
Oleh sebab itu, Ustaz Khalid mempersilahkan jika ada yang melakukan tradisi saling meminta maaf di hari raya Idul Fitri. Itulah penjelasan Ustaz Khalid Basalamah mengenai tradisi ziarah kubur dan maaf-maafan di hari raya Idul Fitri. (far/adk)
Load more