Menilik Sejarah Masjid Tertua di Nganjuk, Didirikan Tahun 1745, Miliki Cerita Unik soal Bedug
- tim tvone - kasianto
Lebih lanjut Muhammad Syururi menambahkan, selain bedug terdapat juga batu umpak atau batu asah orang jawa menyebutnya watu ungkal. Batu ini berada di samping kanan atau selatan masjid, letaknya di depan pintu pesarean atau makam Kiai Kanjeng Djimat, yang selalu ramai diziarahi masyarakat.
"Masjid ini dibangun sekitar tahun 1745, oleh Kiai Kanjeng Djimat, yang juga sebagai Adipati Pertama Nganjuk. Dan bangunan masjid juga kental dengan nuansa Hindu, agar pada waktu itu masyarakat yang masih memeluk agama Hindu mau datang ke Masjid untuk beribadah," terang Muhamad Syururi.
Pada komplek masjid ini juga terdapat pemakaman kuno pendiri masjid ini, yakni Kanjeng Djimat, yang selalu ramai dikunjungi oleh para peziarah. Puncak keramaian pengunjung biasanya terjadi pada saat malam Jumat legi.
Muhammad Syururi juga mengungkapkan, Masjid Al Mubarok pernah memiliki cerita aneh dan unik pernah terjadi pada Masjid Al-Mubarok ini, tepatnya pada bedug yang sudah ada sejak tahun 1745 tersebut. Konon, pada saat bedug tersebut dipindahkan ke Masjid Baitussalam (Masjid Jami’ Kabupaten Nganjuk), keesokan harinya bedug tersebut sudah kembali dengan sendirinya ke Masjid Al-Mubarok. (kso/hen)
Load more