Jakarta, tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa ada yang dilarang dilakukan saat ziarah kubur.
Ziarah kubur saat saat dimana seseorang berkunjung ke makam anggota keluarganya yang meninggal dunia.
Jelang Ramadhan, biasanya setiap Muslim kerap melakukan ziarah kubur.
Dengan melakukan ziarah kubur, maka seorang Muslim akan selalu ingat dengan kematian.
Namun ternyata, sebagian orang secara tidak menyadari telah melakukan hal yang justru dilarang dalam Islam ketika mereka ziarah kubur.
Perbuatan apa yang dilarang dalam Islam ketika ziarah kubur?
Saat Ziarah Kubur Jangan Lakukan Ini, Saran Ustaz Adi Hidayat (Sumber: ANTARA)
Berikut penjelasan Ustaz Adi Hidayat yang dilansir tvOnenews.com yang dilansir dari ceramah beliau yang diunggah di kanal YouTubenya.
Dalam ceramahnya itu, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan hukum ziarah kubur dalam syariat Islam yang sesuai dengan hadist Rasulullah SAW.
Pertama-tama, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan makna dari kata ziarah yang artinya adalah sebuah kunjungan.
"Jadi saya menziarahi antum, berarti saya mengunjungi antum. Mau kemana Ustaz? Mau ziarah ke tempat Pak Lutfi," ungkap Ustaz Adi Hidayat mencontohkan.
Saat Ziarah Kubur Jangan Lakukan Ini, Saran Ustaz Adi Hidayat (Sumber: Istimewa)
"Kan Pak Lutfi masih hidup?!. Ah ziarah itu bukan hanya mengunjungi orang yang sudah wafat saja. Ziarah itu bisa diartikan mengunjungi orang yang masih hidup. Bisa," sambungnya.
Kemudian Ustaz Adi Hidayat menggaris bawahi pertanyaan apakah dibolehkan dalam Islam, kita mengunjungi orang yang sudah meninggal dunia dengan cara ziarah kubur?.
Menurut Ustaz Adi Hidayat, ziarah kubur diperbolehkan selama yang dikunjungi adalah kuburnya.
Kemudian dari situlah muncul istilah ziarah kubur.
Hal ini karena yang dikunjungi adalah kuburan seseorang yang sudah meninggal dunia.
"Makanya ada istilah ziarah kubur. Apa yang dilakukan? Mendoakan mereka. Nabi bahkan mengatakan silahkan ziarah kubur," jelasnya.
Ustaz Adi Hidayat kemudian mengatakan bahwa dulu ia pernah melarang jamaahnya untuk melakukan ziarah kubur, yakni pada saat imannya masih lemah.
Hal itu dilakukan oleh Ustaz Adi Hidayat bukan tanpa dasar, sebab pada zaman jahiliyah, bila suatu saat terdapat orang yang sudah meninggal dunia, maka orang tersebut akan meratapi kematiannya secara berlebihan.
Hal ini dengan maksud untuk menunjukkan bahwa orang yang meninggal dunia tadi adalah orang baik semasa hidupnya.
Bahkan sampai muncul orang-orang bayaran hingga jasa penyewaan orang menangis untuk menangisi dan meratapi jenazah orang meninggal.
"Jasa menyewa orang nangis. Jadi jika Anda dikenal dengan orang buruk, ah sewa jasa orang nangis, rombongan. Untuk nangis saja, meratap, ada itu zaman jahiliyah," jelasnya.
Menurut Ustaz Adi Hidayat, bila kebiasaan ini terus dibiarkan dan berlanjut, maka akan menjadi kultur atau budaya di masyarakat yang melekat.
"Biasanya budaya itu muncul dari biasa. Biasa itu muncul dari kebiasaan, kebiasaan itu akan menjadi tradisi nantinya. Maka ketika ada tradisi itu kuat di masyarakat, iman masih lemah," jelasnya.
Karena Iman orang-orang saat itu masih lemah, ditambah hadirnya tradisi seperti itu, maka kebiasaan ziarah kubur sempat dilarang oleh Rasulullah SAW untuk sementara waktu.
Pada saat itu ziarah kubur dilarang, bukan berarti tidak boleh ziarah, akan tetapi dilarang saat ada orang meninggal kemudian tradisi tadi lebih kuat daripada nilai-nilai keislaman.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwasanya saat ini ziarah kubur hukumnya diperbolehkan dalam Islam.
"Sekarang antum katakan, saya ingin ziarah walisongo. Boleh. Apa yang dilakukan saat ziarah kubur itu? Ah turunkan lagi hadist-hadist Nabi-nya.," pungkasnya.
"Doakan mereka. Apa doanya? Salam dulu. Ziarah. Bahkan antum kepada Nabi, ke Madinah, ziarah. Assalamualaikum ya Rasulullah," sambungnya.
Itulah yang dijelaskan oleh Ustaz Adi Hidayat mengenai ziarah.
Semoga artikel ini bermanfaat dan disarankan bertanya langsung kepada ulama atau ahli agama Islam agar mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.
Wallahu’alam
(udn/kmr/put)
Load more