ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
“Bulan Sya’ban –bulan antara Rajab dan Ramadhan- adalah bulan di saat manusia lalai. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR. An-Nasa’i no. 2359. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Dua Golongan Ini Jangan Harap Diampuni oleh Allah SWT saat Malam Nisfu Syaban, Kata Buya Yahya (sumber: freepik)
Buya Yahya menjelaskan bahwa setiap amalan dapat dilakukan di malam nisfu syaban.
Namun setiap Muslim harus paham bahwa tidak ada amalan khusus untuk malam nisfu syaban.
“Bukan istimewanya malam itu akan tetapi apa yang kita lakukan di malam itu,” kata Buya Yahya.
“Malam istimewa tapi bukan berarti kita harus punya amalan khusus di malam itu,” sambungnya.
Maka meski malam itu istimewa namun kita melakukan maksiat, maka malam itu tentu tidak jadi istimewa.
Lalu bagaimana mengistimewakan malam nisfu syaban?
Buya Yahya menyarankan intinya pada malam nisfu syaban mohon mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Load more