"Kemudian, pasti basisnya adalah pesantren yang notabene adalah kebanyakan yang tradisional, seperti dari kelompok Nahdlatul Ulama (NU). Dengan jumlah yang begitu besar, artinya secara jumlah voter ini strategis sekali," ujarnya.
Selain kedekatan dengan para kiai, Karman juga mengemukakan para kontestan berupaya menonjolkan variabel agama melalui kedekatan dengan para ulama dan habib yang memiliki garis keturunan Timur Tengah.
"Selama struktur demografi dan kultur demografi tidak mengalami perubahan, maka selama itu pula agama, khususnya agama Islam menjadi instrumen politik pada kontestasi politik seperti Pilpres, Pilgub, dan lain-lain," ujarnya.
Load more