Jakarta, tvOnenews.com - Buya Yahya menyarankan agar setiap Muslim tidak mengurusi hidup orang.
Hal ini karena dapat membuat hidup menjadi tenang dan damai.
Hal ini sebagaimana Sabda Rasulullah SAW
“Barangsiapa yang mencari-cari kesalahan dan kekurangan orang, maka Allah akan bongkar kekurangannya,”
“Contohnya, ketika ada perempuan yang selalu mengurusi hidup orang lain maka, derajatnya akan direndahkan walau itu di dalam rumahnya sendiri. Misalnya tidak dihormati oleh anak dan suaminya,” ujar Buya Yahya, sebagaimana dikutip tvOnenews.com dari YouTube Al-Bahjah TV.
Bahkan ketika kita mendengar berita buruk tentang seseorang yang terbongkar aibnya, maka kita seharusnya menangis.
“Meminta ampun kepada Allah atas kebusukan orang tersebut tanpa diketahui orang lain,” saran Buya Yahya.
“Ya Allah tutuplah aib saudaraku dari mataku,” berdoalah seperti itu,” sambung Buya Yahya.
Kemudian saran Buya Yahya, jika seandainya kita melihat aib orang lain, maka kita memiliki kewajiban untuk menutupnya.
“Jika bertemu empat mata maka ajak komunikasi dan ingatkan dengan lembut,” jelas Buya Yahya.
Karena kata Buya jika dimulai dengan memulai mencari tahu dan membicarakan orang lain maka timbul fitnah, suudzon, dan yang lainnya yang memancing dosa.
“Mulailah dengan berprasangka baik mulai dari orang-orang terdekat,” nasihat Buya Yahya.
“Manusia itu tidak luput dari kesalahan, jangan menciptakan prasangka yang buruk untuk memperkeruh keadaan,” lanjutnya.
Dalam ayat suci Al-Qur’an juga termaktub beberapa ayat tentang larangan ikut campur urusan orang lain.
Ilustrasi Al-Qur'an (Sumber: istockphoto)
۞ لَا خَيْرَ فِيْ كَثِيْرٍ مِّنْ نَّجْوٰىهُمْ اِلَّا مَنْ اَمَرَ بِصَدَقَةٍ اَوْ مَعْرُوْفٍ اَوْ اِصْلَاحٍۢ بَيْنَ النَّاسِۗ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيْهِ اَجْرًا عَظِيْمًا
Artinya: Tidak ada kebaikan pada banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali (pada pembicaraan rahasia) orang yang menyuruh bersedekah, (berbuat) kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Siapa yang berbuat demikian karena mencari ridha Allah kelak Kami anugerahkan kepadanya pahala yang sangat besar.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu.
Dosa ini memang tidak bisa dihindari, namun bisa melakukan taubat. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
“Siapa yang pernah menzalimi saudaranya berupa menodai kehormatan atau mengambil sesuatu yang menjadi miliknya, hendaknya ia meminta kehalalannya dari kezaliman tersebut hari ini. Sebelum tiba hari kiamat yang tidak akan bermanfaat lagi dinar dan dirham. Pada saat itu bila ia mempunyai amal shalih maka akan diambil seukiran kezaliman yang ia perbuat. Bila tidak memiliki amal kebaikan, maka keburukan saudaranya akan diambil kemudian dibebankan kepadanya.”
Namun, dari hadist ini dapat disimpulkan, membicarakan keburukan orang adalah dosa yang berkaitan dengan hak manusia lainnya.
Maka dosa tersebut tidak bisa gugur kecuali dengan kehalalan dan meminta maaf secara langsung kepada orang yang bersangkutan.
“Urusan dengan manusia ya selesaikan dengan manusia,” tandas Buya Yahya.
Itulah penjelasan mengenai bahaya dan dosa besar dari mencampuri urusan orang lain yang berujung ghibah.
Semoga artikel ini bermanfaat.
Disarankan bertanya langsung kepada ulama, pendakwah atau ahli agama Islam.
Wallahu’alam
(Gaida/put)
Load more