Jakarta, tvOnenews.com-Gerakan untuk mengkoreksi langkah politik Presiden Jokowi yang disebut cawe cawe dalam Pemilu 2024 terus berlanjut. Alumni Perguruan Muhammadiyah (APM) menyampaikan Petisi Hapus Prabowo-Gibran (PHP Gibran). Dalam petisi itu, APM menyebut paslon nomor urut 02 tersebut sebagai bentuk ancaman terhadap masa depan kualitas demokrasi.
"Bersatunya Prabowo Subianto dengan Gibran Rakabuming Raka serta didukung oleh kekuatan oligarki, menurut banyak kalangan disebut dengan bersatunya produk gagal reformasi dan anak haram konstitusi," kata Koordinator Nasional APM Hardiansyah, dalam konferensi pers, Jumat (2/2).
Bagi Alumni Perguruan Muhammadiyah bersatunya Prabowo dan Gibran ancaman serius pada kualitas demokrasi. "Tentunya, hal ini merupakan bentuk ancaman terhadap masa depan kualitas demokrasi," lanjutnya.
APM juga menilai kehadiran keduanya dalam kontestasi Pilpres 2024 justru berpotensi melanggengkan dinasti politik di Indonesia.
Kondisi ini diperparah dengan ikut campurnya Presiden Jokowi di perhelatan Pilpres 2024.
"Perilaku cawe-cawe presiden [Jokowi] dalam proses pemilu mengisyaratkan bahwa Jokowi bukanlah sosok negarawan, namun hanya sosok politisi yang ingin melanggengkan kekuasaan melalui politik dinasti," terang Hardiansyah.
Load more