Hadits Bukhari: Allah Hanguskan Riba dan Suburkan Sedekah

Jakarta, tvOnenews.com - Riba adalah istilah dalam bahasa Arab yang secara umum diterjemahkan sebagai "bunga" dalam keuangan Islam. 

Namun secara khusus, riba merujuk pada penambahan atau pengambilan keuntungan tambahan tanpa adanya pertukaran barang atau jasa yang setara. 

Dalam Islam, praktik riba dilarang. Salah satu ayat yang menjelaskan mengenai larangan riba adalah Surah Al Baqarah ayat 275.

اَلَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبٰوا لَا يَقُوْمُوْنَ اِلَّا كَمَا يَقُوْمُ الَّذِيْ يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطٰنُ مِنَ الْمَسِّۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَالُوْٓا اِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبٰواۘ وَاَحَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰواۗ فَمَنْ جَاۤءَهٗ مَوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖ فَانْتَهٰى فَلَهٗ مَا سَلَفَۗ وَاَمْرُهٗٓ اِلَى اللّٰهِ ۗ وَمَنْ عَادَ فَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

Artinya:

Orang-orang yang memakan (bertransaksi dengan) riba tidak dapat berdiri, kecuali seperti orang yang berdiri sempoyongan karena kesurupan setan. Demikian itu terjadi karena mereka berkata bahwa jual beli itu sama dengan riba. Padahal, Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Siapa pun yang telah sampai kepadanya peringatan dari Tuhannya (menyangkut riba), lalu dia berhenti sehingga apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Siapa yang mengulangi (transaksi riba), mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.

Selain Surah Al Baqarah ayat 275, dalam Hadits Bukhari dijelaskan bahwa Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.

Hadits Bukhari Kitab Jual Beli Bab Ke-26

Hadits Bukhari: Allah Hanguskan Riba dan Suburkan Sedekah (Sumber: ANTARA)

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kefakiran dan bergelimang dosa.”

Dalam hadits tersebut, Allah SWT memerintahkan setiap Muslim agar menjauhi riba dan memperbanyak sedekah.

Itulah hadits bukhari kitab jual beli yang dilansir tim tvOnenews.com dari Buku Ringkasan Shahih Bukhari karya M. Nashiruddin Al-Albani.

Semoga artikel ini bermanfaat.

Disarankan bertanya langsung kepada ulama, pendakwah atau ahli agama Islam, agar mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.

Wallahu’alam

(put)