Jakarta, tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat mengingatkan bahwa dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia ada seorang Mufti dari Palestina yang berperan besar.
Beliau adalah Syaikh Muhammad Amin Al Husaini.
“Dalam momentum itu, terdapat seorang sosok besar 6 September 1944, langsung dari Jerman dengan menggunakan satu wasilah radio berbahasa Arab,” ujar Ustaz Adi Hidayat, sebagaimana dikutip tvOnenews.com dari kanal YouTube Adi Hidayat Official.
Kemudian Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa Syaikh Muhammad Amin Al Husaini dengan sangat luar biasa, lantang dan semangat dalam memberikan dukungan yang sangat mutlak terhadap kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Sangat de facto dukungan yang disiarkan melalui radio Jerman berbahasa Arab inilah yang kemudian menyebar di dunia Arab yang melahirkan dukungan-dukungan baru yang sangat kuat,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Bahkan kata Ustaz Adi Hidayat, bahkan bukan sekedar dukungan moril atau pun intelektual.
“Tapi juga ada materi-materi yang juga disuguhkan dari mulai Palestina sampai ke Mesir dan beberapa negara-negara Arab yang menyusul kemudian,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Namun kemudian, 4 tahun setelah kemerdekaan Indonesia, negara tempat Syaikh Muhammad Amin Al Husaini lahir malah dijajah.
“4 tahun setelah peristiwa pengumuman itu (kemerdekaan Indonesia) tepatnya tahun 1948 ternyata Mufti besar itu dan tempat ia dilahirkan tempat ia tumbuh berkembang bahkan menjadi Mufti keadaan menjadi berbalik,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
“Saat enam September 1944 ia dengan lantang menyuarakan kemerdekaan Indonesia maka 4 tahun kemudian ternyata negeri tempat ia terlahir negara yang eksis dalam kehidupannya menjadi terbalik terjajah sampai dengan kini,” sambung Ustaz Adi Hidayat.
Syaikh Muhammad Amin Al Husaini (wikimedia commons)
Syaikh Muhammad Amin Al Husaini lahir pada 1897 dan meninggal pada 4 Juli 1974.
Syaikh Muhammad Amin Al Husaini merupakan anak dari seorang Mufti Yerusalem yang bernama Tahir Al Husaini.
Syaikh Muhammad Amin Al Husaini dimakamkan di Pemakaman Syuhada Palestina, Beirut, Lebanon.
Syaikh Muhammad Amin Al Husaini adalah anggota klan al-Husayni Yerusalem, nasionalis Arab-Palestina.
Saat Syaikh Muhammad Amin Al Husaini, wilayah tempat ia lahir masih dalam kekuasaan Turki Ottoman.
Syaikh Muhammad Amin Al Husaini adalah seorang mufti (ulama yang berwenang dalam mengeluarkan fatwa) di Yerusalem.
Beliau menjabat antara tahun 1921-1937.
Saat itu kedudukannya berada di bawah otoritas politik mandat Britania atas Palestina.
Syaikh Muhammad Amin Al Husaini menempuh pendidikan di sekolah al-Qur’an di Yerusalem.
Ia kemudian melanjutkan sekolah di pemerintahan Utsmaniyah.
Syaikh Muhammad Amin Al Husaini juga pernah belajar di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
Ia juga pernah belajar di Dar al-Da’wa wa-Al-Irsyad di bawah bimbingan ulama bernama Rasyid Ridha.
Soekarno saat Membacakan Naskah Proklamasi (dok. Arsipnas)
Syekh Muhammad Amin Al-Husaini memberi ucapan selamat pada Indonesia melalui Radio Berlin dengan berbahasa Arab yang saat itu sedang berada di Jerman.
Maka secara de facto Palestina mengakui kedaulatan Indonesia pada 6 September 1944.
Inilah yang menjadikan hubungan Indonesia dan Palestina amat dekat.
Karena pada saat Palestina mengumumkan kedaulatan Indonesia, janji pemberian kemerdekaan itu masih sebatas janji dari Perdana Menteri Jepang, Koiso.
Tak hanya itu, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini juga dikabarkan dekat dengan tokoh Muslim Indonesia dan berkenan menyambut kedatangan delegasi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia), dilansir dari NU Online.
Syekh Muhammad Amin Al-Husaini bahkan juga sempat berdiskusi dengan Wakil Presiden RI, Mohammad Hatta.
Oleh karenanya, dengan sejarah tersebut, maka Ustaz Adi Hidayat mengajak seluruh Muslim di Indonesia untuk mendoakan Palestina.
“Oleh karena itu dalam video yang singkat ini saya ingin mengajak kepada kita semua lapisan masyarakat Indonesia tanpa kecuali,” ajak Ustaz Adi Hidayat.
“Inilah dulu yang luar biasa mendukung kita dengan doa dengan kampanye mereka dengan kekuatan lobby mereka,” sambung Ustaz Adi Hidayat.
Maka menurut Ustaz Adi Hidayat, solusi terbaik untuk mengatasi krisis saat ini khusus yang terjadi di Palestina dan sekitarnya tiada lain adalah memberikan kesetaraan dalam kebebasan berkehidupan.
“Berikan kesetaraan dalam eksistensi bernegara. Saatnya Palestina merdeka seperti yang lainnya yang merdeka,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Saatnya Palestina mendapatkan kenyamanan beraktivitas.
“Terbebas dari konflik saling menghormati,” tandas Ustaz Adi Hidayat.
Dengan begitu maka Palestina akan mendapatkan kedamaian.
“Mari kita sama-sama di muka bumi ini mendoakan kebahagiaan untuk semua,” saran Ustaz Adi Hidayat.
Load more