tvOnenews.com - Pada dasarnya, semua hari itu adalah waktu yang baik. Namun hari Jumat menjadi hari yang mulia bagi umat Islam.
Sebab, pada hari Jumat umat muslim laki-laki melakukan amalan salat Jumat. Selain itu, ada amalan lain yang dapat memberikan manfaat yang baik bagi diri kita, seperti membaca Surat Al Kahfi.
Bila amalan membaca Surat Al Kahfi dilakukan rutin setiap malam Jumat, maka dipercaya dapat membawa cahaya bagi orang yang mengerjakannya sampai Ka'bah.
Meski begitu, sebagian umat muslim masih bingung dan ragu mengenai hukum membaca Surat Al Kahfi ini jika dikerjakan di hari Jumat.
Dalam kesempatan ini seorang pendakwah, Buya Yahya akan menjawab sebuah pertanyaan apakah surat Al Kahfi dibacakan setiap hari Jumat itu tidak benar?
Menurut Buya Yahya dalam sebuah video yang ditayangkan pada kanal YouTube Al-Bahjah TV, bagi kita yang bukan ahli hadist, dapat mengikuti riwayat Imam Bukhari, Imam Muslim, dan Imam Tirmidzi.
"Tentang dalil hadist keutamaan dan kekhususan membaca Surat Al Kahfi di hari Jumat. Barusan saya mendapat kiriman video WA dari sahabat, tentang fatwa yang menyebutkan bahwa dalil kekhususan membaca surat Al Kahfi di hari Jumat itu tidak benar. Apakah betul begitu Buya? Saya orang awam dan saya mengadakan program membaca Surat Al Kahfi di hari Jumat bareng sama teman yang lain. Tapi setelah mendengar fatwa itu, saya jadi bingung. Mohon penjelasannya?," tanya salah satu jamaah.
Buya Yahya. (Ist)
Buya Yahya menyampaikan bahwa ada suatu riwayat dari Sayyidina Abdullah bin Umar, Sayyidina Abu Saʽid al-Khudr tentang membaca Surat Al Kahfi, bahwa Allah akan berikan cahaya.
Buya Yahya juga menjelaskan bahwa adanya perbedaan pendapat dari para Ulama tentang hadist. Sebagian mengatakan bahwa sebaiknya membaca Surat Al Kahfi di hari Jumat atau di malam Jumat.
Akan tetapi sebagian Ulama juga mengatakan bahwa ini adalah hadist yang lemah. Sehingga atas dasar keyakinan bahwa hadist ini lemah, maka mereka tidak mengamalkannya.
"Hampir rata-rata hadist itu, semacam itu. Sehingga inilah yang harus kita pahami, mungkin terjadi perbedaan diantara Ulama, karena berbeda cara memahami hadist," ujar Buya Yahya.
Menurut Buya Yahya, bagi kita yang bukan ahli hadist, kita ikut Imam Bukhari, Imam Muslim, dan Imam Tirmidzi.
"Kita sebagai seorang muqallid, sebagaimana dalam ilmu hadist, kita mengikuti. Tidak boleh sok," tutur Buya Yahya.
Artinya meyakini bahwa hadist ini, adalah anjuran dari para Ulama, dan kita mengikuti.
"Dan kebetulan karena wawasan kita sempit, kita ikuti Ulama ini. Yang mengatakan membaca Surat Al Kahfi, atau Surat Yasin dan surat apa saja, ini dianjurkan di malam Jumat," terang Buya Yahya.
Maka menurut penjelasan Buya Yahya, membaca Surat Al Kahfi di malam Jumat, itu hukumnya sah.
Karena berdasarkan ilmu, berdasarkan petunjuk, ahli dzikir, yaitu para Ulama ahli hadist.
Kemudian para Ulama juga menjelaskan caranya begini, ya kita boleh mengikuti amalan tersebut.
"Bahkan yang di riwayat Muslim, ada yang mengatakan tidak sah. Tapi kan siapa yang mengatakan itu tidak sahih, dibandingkan Muslim," ujar Buya Yahya.
Buya Yahya menjelaskan bahwa sederhananya, yang mengatakan bahwa membaca Surat Al Kahfi itu sah, silahkan mengamalkannya.
Sebaliknya yang mengatakan itu tidak sahih, silahkan tidak mengamalkannya di malam Jumat.
"Berarti keputusan untuk mengamalkan, tidak mengamalkan itu adalah karena kita taklid, mengikuti Ulama-ulama yang mengatakan bahwa hadist ini benar atau tidak benar," tegas Buya Yahya. (udn/kmr)
Load more