Buya Yahya berpesan dalam menanggapi hal ini yakni, yang harus dipahami bahwa kepada tiap pendosa, sebesar apapun dosa yang dilakukan, selagi bukan menyekutukan Allah, maka pintu maaf masih ada untuknya.
"Wahai para pendosa, sebesar apapun dosamu, selagi itu bukan menyekutukan Allah, maka akan ada pintu maaf bagimu. Siapapun itu, LGBT, gay, lesbian, dan yang lainnya, maka pintu maaf akan dibuka oleh Allah, dengan catatan mau menuju pintu tersebut," tegas Buya Yahya.
Buya Yahya kemudian menjelaskan bahwa tidak diperkenankan bagi siapapun untuk memutus siapapun hamba Allah yang beriman.
Sebagian orang yang diuji Allah dengan penyakit LGBT adalah juga merupakan umat Nabi Muhammad SAW.
Dalam hati seseorang tersebut ada keimanan, mengucap syahadat, akan tetapi sedang diuji oleh Allah SWT dengan penyakit tersebut.
Hati kecil seseorang tersebut mengingkari, dan tidak mau terjerumus dalam penyakit LGBT namun terhalang oleh syahwat yang tidak bisa diredam.
"Dia (pelaku LGBT) berat harus memerangi dengan semuanya. Harus berperang dengan lingkungannya, ibundanya tidak senang, bapaknya tidak senang. Dia (pelaku LGBT) sebenarnya dalam satu musibah," pungkas Buya Yahya.
Load more