"Di saat ada orang datang kepada baginda nabi Muhammad, 'Ya Rasulullah, aku kepleset, aku telah zina. Sucikan kami'. Minta dihukum oleh Rasulullah. Minta dipukul, minta dirajam dia. Minta dihukum, ngadu ke nabi," jelas Buya Yahya.
Kala itu Nabi Muhammad SAW, lanjut Buya Yahya, mengupayakan agar aibnya tidak tersebar kepada orang lain. Bahkan menurutnya, zina yang dilakukan oleh seseorang adalah aib dari keluarga yang harus ditutupi.
"Dengan pengakuannya, nabi tidak langsung nerima. Karena nabi memberi pendidikan. Ini aib dalam dirimu. Aib keluargamu, tutupi!" kata Buya Yahya.
Saat itu, Nabi Muhammad memberikan respons dengan menyebut kesalahan seseorang itu mungkin tidak sampai berzina berhubungan intim. Hal yang dikatakan Nabi Muhammad SAW itu lantaran sebagai upayanya untuk menutupi aib. Namun saat itu orang tersebut takut akan dosanya sehingga mengungkap perbuatannya.
"Nabi hanya mengatakan, mungkin kamu hanya bersentuhan saja. Rupanya orang ini saking takutnya hukum Allah, 'tidak rasulullah, aku melakukannya'," bebernya.
"Ditambah oleh Nabi, 'mungkin kamu hanya sekedar mencium'. 'Tidak ya Rasulullah, aku mau melakukannya'. Sudah mau nabi tutupi, masih saja dia. 'Mungkin tidak sampai masuk, hanya di antara dua pahanya'. 'Tidak ya rasul, aku melakukannya'," sambungnya.
Load more