“Ketika kita masih berharap dengan penilaian orang, dimana letak iman? apakah anda lupa bahwa akan ada hisab? pada saat nanti hari perhitungan, orang-orang yang berteman pada hari itu bermusuhan, kecuali orang-orang yang bertakwa,” tandas UAS.
Alasan kedua mengapa orang sulit berhenti melakukan ghibah, menurut UAS adalah karena ia yakin amal lainnya akan menutupi perbuatannya itu.
“Kedua, kenapa sulit berhenti, karena dia yakin ada amal yang menutupi,” kata UAS.
Hal itu tak lain merupakan pola pikir yang berasal dari iblis.
“Kau ciptakan aku dari api, Kau ciptakan dia manusia dari tanah, iblis menarik kesimpulan sendiri padahal Allah tidak pernah mengatakan siapa yang lebih hebat. Hal itu merupakan kesesatan,” kata UAS.
Maka berangkat dari pola pikir itulah banyak orang yang berpikir bahwa tak apa jika ia membicarakan orang lain karena dapat ditutupi dengan amal yang ia lakukan.
“Saya kan sudah baca Al-Qur’an, tarawih, ghibah sedikit tak apa. Seringkali kita menyalahkan setan, padahal kesesatan datang dari diri, setan hanya kipasnya saja, kalau tidak ada percikan maka tak akan ada yang membakar,” kata UAS.
Load more