Pali, tvOnenews.com - Masjid Al Kautsar Abdul Jalil, masjid ini memiliki arsitektur bangunan unik dan menarik, yang berasal dari tiga perpaduan budaya.
Tidak hanya umat Islam setempat yang menjadikan masjid ini sebagai rumah Ibadah, namun jemaah dari luar daerah pun diketahui, juga sering mengunjungi masjid ini untuk ibadah sekaligus berswafoto.
Masjid Al Kautsar Abdul Jalil, berada tepat di pinggir jalan lintas penghubung kabupaten, yang terletak di Dusun Satu, Desa Simpang Tais, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Pali, Sumatera Selatan. Dibangun oleh seorang mantan karyawan perusahaan perkebunan yang lokasinya tidak jauh dengan masjid ini, bernama Abdul Jalil, yang berasal dari Negeri Malaysia.
"Sejarah masjid ini, dulunya di sini merupakan wilayah perusahaan perkebunan, dan posisi tanah masjid ini juga wilayah perusahaan. Dibangun oleh arsitek dari Malaysia, termasuk orang yang mendirikan masjid ini juga orang Malaysia yang dulunya bekerja di perusahaan tersebut yang bernama Abdul Jalil,” ujar Imam Turmudi.
“Masjid ini awalnya kami beri nama Al Kautsar, yang artinya telaga yang ada di Padang Mahsyar nanti, hal ini kerena tujuan dari Abdul Jalil saat itu untuk memberikan pahala kepada orang tua nya yang sudah meninggal, sehingga barang siapa yang mencuci, bersuci, dan mandi di Al Kausar dorasul dakholal jannah. Kemudian setelah nama itu disepakati, kami pun menambahkan nama Abdul Jalil, yang kami artikam sebagai kehendak masyarakat khusunya Desa Simpang Tais. Oleh sebab itu Masjid ini dinamakan Al Kautsar Abdul Jalil, yang diresmikan tepat pada tanggal 11 November 2011," jelasnya.
Dia juga menuturkan, arsitektur dari masjid yang berada di lahan seluas 5000 meter persegi tersebut, juga tebilang unik dan menarik, dimana merupakan perpaduan dari budaya Melayu, Jawa, dan Sumatera.
"Bentuk masjid ini adalah perpaduan dari Melayu, Jawa, dan Sumatera, jadi tiga perpaduan, makanya bentuknya seperti ini. Terbilang unik dari masjid yang lain, jika yang lain sebagaimana kita ketahui banyak terlihat lengkungan-lengkungan saja, tetapi jika di masjid kita ini banyak terlihat ukiran-ukiran, itulah perpaduan tiga daerah tadi,” jelas Ketua BKM tersebut.
“Untuk pengunjung di masjid ini sangat banyak, bahkan dari luar daerah sering datang, seperti dari Aceh, Surabaya dan daerah lainya. Mereka selain singgah untuk beribadah, berfoto-foto, ada juga yang beristirahat bahkan sering orang menginap di sini, karena posisi masjid kita ini berada dijalan lintas," tuturnya. (bls/fna)
Load more