ADVERTISEMENT

News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali

Menelusuri Jejak Syiar Islam Sunan Muria, dari Tapa Ngeli hingga Pager Mangkok, Seperti Apa Itu?

Jejak syiar Islam oleh Sunan Muria ditandai dengan adanya Masjid yang berada di puncak gunung Muria. Masjid peninggalannya hingga kini masih berdiri kokoh.
Sabtu, 1 April 2023 - 11:02 WIB
Tempat pengimaman Masjid Sunan Muria menjorok kedalam merupakan simbol mengutamakan akhirat.
Sumber :
  • Tim tvOne - Galih Manunggal

Kudus, tvOnenews.comSunan Muria, lahir dengan nama Raden Umar Said, adalah tokoh Walisanga, putra dari Raden Said (Sunan Kalijaga) dengan Dewi Saroh, putri SyekhMaulana Ishaq, Dewi Saroh juga keturunan trah Sultan Malikussaleh Kesultanan Samudera Pasai dari jalur ibu Sultanah Pasai.

Sumber versi catatan sejarah menyebutkan, nama Sunan Muria sendiri berasal dari nama gunung (Gunung Muria), yang terletak di sebelah utara kota Kudus, Jawa Tengah, tempat Sunan Muria dimakamkan. Sunan Muria wafat pada tahun 1560 M.

Jejak syiar Islam oleh Sunan Muria ditandai dengan adanya Masjid yang berada di puncak gunung Muria, yang kini dikenal dengan masjid Sunan Muria. Masjid peninggalan sang wali tersebut hingga kini masih berdiri kokoh.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Masjid dan Makam Sunan Muria, Mastur mengatakan Konon cerita berdirinya masjid itu berawal dari Sunan Muria menggembala kerbau sampai ke puncak Pegunungan Muria.

Masjid peninggalan Sunan Muria yang berada di puncak gunung. (Galih Manunggal)

Secara geografis, masjid tersebut terletak di Desa Colo Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Letak masjid berada di salah satu titik puncak Pegunungan Muria dengan ketinggian sekitar 854,41 MDPL.

Mastur menceritakan, ada banyak versi tentang sejarah kedatangan Sunan Muria hingga mendirikan masjid di atas pegunungan tersebut. Kedatangan Sunan Muria ke daerah Muria berawal dari saat beliau menggembala kerbau.

Awalnya, kerbau milik Sunan Muria berjalan menuju suatu tempat di daerah Kajar Kecamatan Dawe. Namun di situ kerbaunya hanya beristirahat. Setelah itu, melanjutkan perjalanan sampai ke puncak Gunung Muria.

"Raden Umar Said atau yang dikenal dengan Sunan Muria datang ke sini, ada beberapa versi di antaranya membawa kerbau, kemudian kerbau itu berhenti di sebelah barat Kajar namanya Petoko, tapi kerbau di Petoko hanya beristirahat dan melanjutkan perjalanan hingga puncak gunung Muria," jelas Mastur saat ditemui di Masjid Sunan Muria, baru-baru ini.

Mastur mengatakan kerbau milik Sunan Muria pun akhirnya berhenti di titik puncak Gunung Muria. Di situ, Sunan Muria kemudian mendirikan rumah dan masjid. Sunan Muria pun tinggal di Pegunungan Muria untuk menyebarkan Agama Islam.

"Kerbau itu berjalan meneruskan perjalanan sampai di puncak Muria atau Gunung Muria ini. Di mana kerbau merumput di area tersebut. Akhirnya Beliau menyebarkan Agama Islam di puncak Gunung Muria, bertahan di sini mendirikan rumah, masjid dan sampai wafatnya beliau dimakamkan di sini," tutur Mastur.

Raden Umar atau Sunan Muria berhasil mengajak masyarakat di wilayah Kudus, khususnya di Pegunungan Muria untuk memeluk Islam. Dalam menyebarkan Islam, Sunan Muria memiliki strategi khusus yang dikenal dengan tapa ngeli dan pager mangkok.

Masih menurut Mastur, Sunan Muria memiliki strategi tersendiri untuk menyebarkan Agama Islam di wilayah Pegunungan Muria. Sunan Muria dikenal memiliki istilah tapa ngeli untuk mendekati masyarakat yang dulu mayoritas masih memiliki kepercayaan animisme serta Hindu.

Artinya, Sunan Muria berusaha ikut membaur di masyarakat. Sunan Muria lantas mengajak masyarakat memeluk agama Islam dengan tidak meninggalkan budaya lama.

"Strategi dakwah Sunan Muria yang dikenal damai adalah dengan metode tapa ngeli, artinya karena waktu beliau datang ke sini mayoritas masyarakat masih animisme dan orang Hindu. Beliau ini ngeli menghanyutkan diri, jadi Beliau masuk ke paguyuban tapi diisi dengan nilai-nilai Islam. Misalnya kalau ada bayi baru lahir diisi dengan berjanjen, salawat, kalau ada orang mati diisi dengan tahlil, kalau ada syukuran dibacakan manaqib. Itu istilah ngeli seperti itu," kata Mastur.

"Jadi beliau membaur ke masyarakat, tapi tidak mengikuti budaya masyarakat, justru masyarakat diajak masuk ke agama Islam. Kemudian ajaran yang diberikan masalah sosial," imbuh Mastur.

Strategi dakwah lainnya yang dilakukan Sunan Muria yakni pager mangkok. Artinya gemar bersedekah dengan masyarakat sekitar. Sunan Muria juga berpesan 'ojo pageri omahmu nganggo tembok, balekno omahmu pegeri nganggo mangkok (jangan pagari rumahmu dengan tembok, tapi rumahmu pagari dengan mangkok)'.

Menurut Mastur pesan tersebut memiliki arti warga diberi pesan agar tidak menutup diri. Melainkan warga diimbau agar perbanyak sedekah. Sosok Sunan Muria dikenal memiliki jiwa sosial yang tinggi.

"Kita jangan menutup diri, tapi beliau menyarankan menjaga keamanan dengan banyak sedekah. Sosial beliau ini sangat tinggi, ini ajaran Sunan Muria sangat tinggi," tandasnya.

Warga dari berbagai daerah berziarah di makam Sunan Muria di momen Ramadhan (Galih Manunggal).

Semasa hidup Sunan Muria dikenal sangat dekat dengan rakyat. Semua benda peninggalan Sunan Muria yang ada merupakan petunjuk kemuliaan ajaran beliau.

“Seperti tempat imam di masjid atau mihrab yang menjorok ke dalam merupakan simbol mengutamakan akhirat, selalu intropeksi diri serta sifat kedermawanan yang diteladankan beliau pada masyarakat sekitar,” terang Mastur.

Mastur menambahkan makam dan masjid Sunan Muria banyak dikunjungi peziarah saat menjelang Ramadhan. Dia mencatat per hari bisa menembus 5.000 peziarah dari berbagai daerah.

Hingga kini keberadaan masjid dan makam Sunan Muria ini juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan warga sekitar.

Warga menjual cinderamata, kuliner dan makanan khas Gunung Muria hingga menyediakan jasa ojek di sekitar area menuju masjid dan makam Sunan Muria.

Melalui dukungan dari berbagai pihak, peninggalan bersejarah masjid dan makam Sunan Muria masih terawat dengan baik hingga sekarang. Bahkan, masyarakat setempat juga ikut menjaga kondisi hutan yang ada di lereng Gunung Muria.

Hal ini merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada sang wali yang bersemayam di tempat tersebut. (Gml/Dan)

Komentar

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

Jangan Lewatkan

Jangan Anggap Sepele! Ini Tanda-tanda Sariawan yang Berpotensi Jadi Kanker Mulut

Jangan Anggap Sepele! Ini Tanda-tanda Sariawan yang Berpotensi Jadi Kanker Mulut

Sariawan umumnya ringan, namun jika tak kunjung sembuh bisa menjadi tanda kanker mulut. Kenali penyebab, gejala, dan cara pencegahannya di sini.
Penembakan Massal Brutal di Pantai Australia: 12 Orang Tewas

Penembakan Massal Brutal di Pantai Australia: 12 Orang Tewas

Kepolisian New South Wales (NSW) menginformasikan bahwa jumlah korban tewas dalam insiden penembakan massal di Pantai Bondi, Australia, bertambah menjadi 12 orang.
Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Masa depan Marc Marquez di Ducati masih jadi tanda tanya besar di MotoGP 2027.
Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Anggota DPR RI, Melchias Markus Mekeng, mendesak Kapolri untuk tidak ragu mengambil langkah tegas terhadap enam polisi mengeroyok dua Mata Elang hingga korban tewas di Kalibata, Jakarta Selatan.
Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Kesenian tradisional ludruk kembali membuktikan relevansinya dalam merespons isu-isu sosial kontemporer dan dinamika perjuangan rakyat. Hal ini diangkat dalam pementasan lakon "Ku Tunggu di Jogja" yang dibawakan oleh Komunitas Kegiatan Mahasiswa (KKM) Studi Teater Tradisi (Status) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Omah Petroek, Sabtu (13/12) malam.
Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Sebelum menunaikan shalat, setiap Muslim dianjurkan untuk terlebih dahulu berwudhu. Berikut bacaan doa sebelum dan setelah berwudhu

Trending

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Anggota DPR RI, Melchias Markus Mekeng, mendesak Kapolri untuk tidak ragu mengambil langkah tegas terhadap enam polisi mengeroyok dua Mata Elang hingga korban tewas di Kalibata, Jakarta Selatan.
Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Kesenian tradisional ludruk kembali membuktikan relevansinya dalam merespons isu-isu sosial kontemporer dan dinamika perjuangan rakyat. Hal ini diangkat dalam pementasan lakon "Ku Tunggu di Jogja" yang dibawakan oleh Komunitas Kegiatan Mahasiswa (KKM) Studi Teater Tradisi (Status) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Omah Petroek, Sabtu (13/12) malam.
Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Masa depan Marc Marquez di Ducati masih jadi tanda tanya besar di MotoGP 2027.
Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Sebelum menunaikan shalat, setiap Muslim dianjurkan untuk terlebih dahulu berwudhu. Berikut bacaan doa sebelum dan setelah berwudhu
Update Klasemen Medali SEA Games 2025, Minggu 14 Desember hingga Pukul 18.00 WIB: Jetski Persembahkan Emas ke-38 untuk Indonesia

Update Klasemen Medali SEA Games 2025, Minggu 14 Desember hingga Pukul 18.00 WIB: Jetski Persembahkan Emas ke-38 untuk Indonesia

Kontingen Indonesia menambah perolehan medali di SEA Games 2025, Minggu (14/12/2025).
Selamat Berbahagia, 4 Shio yang Tiba-tiba Cuan Minggu Depan 15–21 Desember 2025: Shio Ular Dapat Bantuan

Selamat Berbahagia, 4 Shio yang Tiba-tiba Cuan Minggu Depan 15–21 Desember 2025: Shio Ular Dapat Bantuan

​​​​​​​Ramalan shio minggu 15–21 Desember 2025 ungkap 4 shio tiba-tiba cuan serta 8 shio stabil dengan nasihat keuangan dan angka hoki masing-masing shio.
Profil Lengkap Young Syefura, Anggota Parlemen Malaysia yang Terus Digoda oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Profil Lengkap Young Syefura, Anggota Parlemen Malaysia yang Terus Digoda oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Berikut profil lengkap anggota Parlemen asal Malaysia, Young Syefura Othman yang terus digoda oleh Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi saat melakukan kunjungan kerja.
Selengkapnya

Viral

ADVERTISEMENT