Pendiri Sanggar Anak Alam, Sri Wahyaningsih, menyampaikan bahwa anak-anak butuh ruang untuk mengekspresikan diri, menampilkan kreativitas dan menemukan jati dirinya.
"Berkarya bersama untuk merayakan kegembiraan karena dunia yang khas anak-anak adalah kegembiraan. Pameran ini bertujuan untuk memberi ruang merdeka bagi anak-anak untuk mengekspresikan dirinya melalui gambar serta mengapresiasi karya anak-anak yang terlibat didalamnya," ungkap Wahya.
Selain pameran, berbagai kegiatan workshop juga dilaksanakan selama kegiatan pameran, seperti workshop gitar, menggambar, merajut, kopi serta workshop teater yang akan dimentori langsung oleh pelukis sekalugus aktor Liek Suyanto.
"Kegiatan workshop ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya," jelas Bima.
Menurut pelukis Liek Suyanto, menyampaikan karya anak anak Sanggar Anak Alam ini banyak bercerita dengan garis-garis warna, bercerita dengan sudut-sudut karakter, bercerita dengan olah rasanya, dengan kejujurannya.
"Hari ini saya bangga sekali, karena apa, karena saya melihat cerita, bukan dari mulut tapi dari rasa olah karsa. Adik-adik kita, cucu-cucu kita mereka bercerita dengan garis-garis warna, mereka bercerita dengan sudut-sudut karakter, mereka bercerita dengan olah rasanya, dengan kejujurannya," ungkap
Menurutnya, di dalam dunia kesenian tidak ada titik untuk belajar. Sebagai pelukis yang berusia 80 tahun, ia mengaku bahwa belajar juga tidak ada titik. Melihat goresan cerita pada karya anak tersebut, dirinya mengaku sangat bangga bisa memyaksikan anak anak mampu bercerita dengan warna-warnanya, dengan garis-garis warnanya, dengan kejujurannya.
Load more