Jakarta - Pengungkapan kasus pembunuhan berencana Brigadir J telah memasuki babak baru usai penetapan para tersangka, Adapun menjadi perhatian potret akrab keluarga Ferdy Sambo bersama para ajudan, Menuai sorotan netizen.
Kehidupan Mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo seolah tidak pernah luput dari sorotan publik, usai terungkap perannya menjadi dalang pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yoshua.
Terbongkarnya peran dari Ferdy Sambo berimbas pada karir dan pangkat yang dicopot hingga dipecat dari kepolisian melalui sidang kode etik Polri karena terlibat kasus pembunuhan dan kasus obstruction of justice.
Baru-baru ini beredar potret kebersamaan Ferdy Sambo beserta keluarga dan para ajudannya yang diambil beberapa waktu lalu, sebelum peristiwa mengenaskan atau tragedi berdasar yang terjadi di rumah dinas Duren Tiga.
Kehidupan pribadi dari Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi turut menjadi perhatian dan pembahasan oleh berbagai kalangan publik atau netizen karena namanya mencuat dalam beberapa bulan terakhir ini.
Salah satu akun TikTok membagikan potrer keluarga Ferdy Sambo bersama para ajudannya atau ADC (aide-de-camp), yang diduga diambil beberapa waktu lalu sebelum adanya peristiwa dugaan pembunuhan berencana.
Pada foto yang beredar, tampak anak perempuan Ferdy Sambo melakukan swafoto yang turut menampakkan para ajudan sang ayah serta pekerja-pekerja yang bertugas di rumahnya.
Anak pertama Ferdy Sambo itu baru saja lulus dari pendidikan dokter muda, lalu di foto selanjutnya, tampak para ajudan yang mengenakan kemeja putih dan berfoto bersama Ferdy Sambo, sang istri Putri Candrawathi, serta ketiga anak mereka. Belum ada anak bungsu balita Ferdy Sambo saat itu.
Salah satunya anak laki-laki Ferdy Sambo yang barusia 15 tahun yang diketahui bersekolah di Sma Taruna Nusantara Magelang, yang sempat dikunjung pada tanggal 7 juli sebelum peristiwa pembunuhan di Jakarta.
Ferdy Sambo dan para ajudan tampak berpose dengan luwes di depan kamera, terlihat dalam foto ada Brigadir Yoshua yang tampak tersenyum dalam foto pertama di belakang Ferdy Sambo. selain Yoshua, ajudan yang tampak berfoto adalah Bripka Matius Marey.
Belum tampak adanya Bharada E dan Bripka Ricky Rizal saat itu kalau menilik dari foto yang dibagikan tersebut. Diketahui Bharada E adalah orang baru atau orang terakhir yang ikut bergabung dalam satuan ajudan dari Ferdy Sambo yang berjumlah delapan orang itu.
Unggahan video itu menarik perhatian netizen dan para netizen ramai-ramai mengomentari potret bukti keakraban keluarga Ferdy Sambo dan para ajudannya yang kompak anggap seperti keluarga sendiri.
"Keluarganya keliatan hangat deh sm ajudan dan asisten rumah tangganya," tulis netizen.
"Tuhan aja dan mereka yang tau kenapa bisa jadi gini," tulis netizen.
"Kalau liat kek gini sangat di sayangkan, padahal kedekatan mereka sdh seperti keluarga," tulis netizen.
"kaya nya FS suka keramaian ya..ke mana" ajudan nya di bawa semua..jd biar rame gitu," tulis netizen
"Tapi Sayang banget dia kenapa Ya sampe ngelakuin hal kayak gitu," komen netizen.
"Tapi klu di lihat bgini kluarga nya baik bnget ama semua ajudan nya," tulis netizen.
"Beliau itu sebenarnya orang baik,pembantu aja bisa foto bareng dengan memakai kebaya," tulis netizen.
"Si sambo dan PC dulunya emang ganteng dan cantik yaa... apalagi foto pertama," komen netizen
Untuk diketahui dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J, Bareskrim Polri telah menetapkan total lima tersangka
Diketahui dalam kasus kematian Brigadir J saat ini Polri saat ini sudah menetapkan lima orang sebagai tersangka. Mereka adalah Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, Irjen Ferdy Sambo, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf serta Putri Candrawhati.
Kejadian itu bermula pada Jumat (8/7/2022), saat Bharada E diperintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J. Selain memerintah, mantan Kadiv Propam itu diduga juga merekayasa kronologi kasus pembunuhan seolah-olah terjadi baku tembak antara Bharada E dan Brigadir J di rumah dinasnya.
Sementara itu, Bripka RR dan KM yang diduga berperan dan ikut membantu serta menyaksikan penembakan Bharada E terhadap korban juga terseret menjadi tersangka. Mereka dijerat pasal pembunuhan berencana subsider pasal pembunuhan lewat pasal 340 subsider pasal 338 juncto pasal 55 dan pasal 56 tentang pembunuhan berencana.
Tidak hanya itu, sebanyak 97 polisi hingga saat ini telah menjalani pemeriksaan oleh tim inspektorat khusus karena diduga melanggar disiplin dan etika saat menangani perkara ini. Dari jumlah itu, 16 polisi diantara telah menjalani penempatan khusus di Mako Brimob dan Div Propam Polri. (ind)
Jangan Lupa Tonton dan Subscribe tvOneNews
Load more