Kreasi Busana Muslim dari Kudus Diminati Pasar Internasional
- Tim tvOne - Galih Manunggal
Pelatihan dilaksanakan selama empat hari dengan diikuti 25 peserta dan melibatkan tiga pelatih profesional. Harapannya, kolaborasi ini bisa menghasilkan desainer handal yang dapat menciptakan tren busana muslim yang up to date.
"Untuk meningkatkan daya saing dalam dunia fashion melalui peningkatan sumber daya manusia untuk pelaku usaha bidang fashion," jelasnya.
Sementara itu, Kepala sekolah SMK NU Banat, Kasiati, menyambut baik Kolaborasi tersebut. Pihaknya mengungkapkan, program pembelajaran sekolah yang digunakan ialah berbasis proyek. Sehingga, dapat langsung diaplikasikan dalam dunia kerja maupun untuk pelaku usaha langsung.
"Program pembelajaran kami ini berbasis proyek yang tentunya bisa langsung diterapkan dalam prakteknya," jelasnya.
Setiap tahunnya, SMK NU Banat memiliki proyek fashion dengan tema yang berbeda-beda. Tema desain yang diangkat kebanyakan terinspirasi dari kearifan lokal. Kasiati mengatakan, tema fashion yang sudah pernah diangkat adalah dandangan, troso, lurik, dan tahun ini mengangkat tema luwur. Beberapa diantaranya pernah tampil dalam fashion show internasional.
"Tema revive terbaru kami yaitu luwur. Terinspirasi dari kearifan lokal yaitu tradisi buka luwur. Karya-karya ini sudah pernah ikut fashion show luar negeri," pungkasnya.
Salah satu peserta, Lilis mengaku sangat antusias untuk mengikuti pelatihan vocational untuk pertama kali. Ia berharap ilmu dari pelatihan ini bisa meningkatkan usaha jahit dan kios yang dimilikinya di Desa Karangbener, Bae. Dengan terus meningkatkan kualitas produk busana yang dihasilkannya.
"Sehari-hari punya usaha jahit dan kios di Karangbener. Sangat senang, baru pertama kali ikut pelatihan untuk vocational ini. Semoga bisa dapat ilmu untuk mengangkat kualitas usaha," tuturnya. (Gml/Buz)
Load more