Kisah Sepasang Pendaki Muda Tewas Akibat Gancet dalam Tenda di Gunung Jawa Barat, yang Wanita Sempat Kesurupan Berakhir Terbujur Kaku
- Kolase Antara/Siswowidodo & iStockPhoto
tvOnenews.com - Dua sejoli pendaki muda meregang nyawa secara tak lazim saat mendaki di salah satu gunung di Jawa Barat pada Juli 2019 viral.
Sepasang pendaki kelahiran 2000 dan 2001 itu tewas mengenaskan akibat gancet setelah hubungan intim di dalam tenda ketika berkemah di gunung Jawa Barat.
Merujuk dari Alodokter, gancet dalam istilah medis adalah penis yang terjepit di dalam vagina ketika hubungan intim, sehingga tidak dapat keluar dari area kemaluan wanita.
- Tangkapan layar YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo
Peristiwa memilukan di gunung Jawa Barat tersebut terjadi pada Juli 2019. Hal ini diungkap oleh salah satu saksi kejadian bernama Hilatus Swada alias Hilya.
Di hadapan Denny Sumargo dan Agam Rinjani, Hilya menceritakan awal mula kronologi sepasang pendaki tersebut bisa gancet hingga meregang nyawa di dalam tenda.
Kronologi Sepasang Pendaki Gancet di Gunung Jawa Barat
- Antara/Arnas Padda
Mulanya Hilya mengatakan dirinya mendaki bersama empat teman laki-lakinya di salah satu jalur paling ekstrem di sebuah gunung di Jawa Barat.
"Gue rencanain sama teman-teman naik ke satu gunung. Sebenarnya ini nggak boleh disebut. Ini dari permintaan dari pihak keluarga sama pihak basecamp-nya sih, yang memang nggak mau dipublikasikan terang-terangan. Intinya gunung ini salah satu di Jawa Barat," ujar Hilya disadur tvOnenews.com dari kanal YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, Minggu (2/11/2025).
Hilya mengatakan, pendakian tersebut berlangsung saat weekday tepatnya hari Rabu. Ia berangkat dari Bekasi pada Selasa.
Hilya dan teman-temannya pun mendaki pada pagi hari, sebab mereka diimbau pihak basecamp jangan mulai naik di waktu siang hari karena jalur pendakiannya sangat ekstrem.
"Di pertengahan pos tiga ke empat itu, aku ketemu dua orang pendaki, perempuan sama laki-laki. Kayaknya duluan (mereka) lebih pagi daripada rombongan aku," tuturnya.
Pendaki Wanita Menangis
Saat di pertengahan pos 3 ke pos 4, kata Hilya, raut wajah pendaki wanita tersebut sudah terlihat sangat lelah.
Hilya melihat pihak wanita menangis bahkan mengeluh dan merengek kepadanya agar tidak lanjut mendaki ke puncak.
"Si cowoknya kayak maksain. Ya udah akhirnya dia tetap maksain. Aku dan rombongan duluan sampai pos 4 itu sore. Di sana, kita istirahat kayak makan, minum," bebernya.
Sepasang pendaki itu akhirnya sampai ke pos 4. Hilya kaget pihak wanita kembali menangis karena benar-benar lelah.
Usut punya usut, pendaki wanita itu perdana naik gunung, Hilya heran pihak pria mengajak pacarnya naik ke gunung punya jalur ekstrem.
Pendaki Wanita Kesurupan
Hilya terkejut melihat pendaki wanita yang tadinya menangis tiba-tiba tertawa seolah seperti kesurupan.
"Kita bingung dong, kok lu ketawa sih. Dia ketawanya makin ngelengking kayak ketawa bukan dia. Kayak orang kesurupan, tapi aku positive thinking, eh matanya tiba-tiba melototin aku," paparnya.
Pendaki wanita kembali menangis sambil peluk Hilya setelah dikasih makan. Hilya pun bingung pihak wanita tertawa lagi sambil mengajak main.
Pihak wanita mendadak pingsan selama 15 menit. Setelah sadar, kembali menangis karena benar-benar menyerah.
"Si pihak cowok kayak kekeh banget ngelanjutin. Padahal udah ada gejala hipotermia. Tas si cewek mau dibawain teman gua, tapi nggak dibolehin sama cowoknya," lanjutnya.
Karena menolak, rombongan Hilya melanjutkan pendakian hingga tiba ke area camp dekat dengan puncak gunung pukul 18.30 WIB.
Hubungan Intim Dalam Tenda
Hilya menjelaskan sepasang pendaki itu tiba di area camp pukul 20.30 WIB. Kebetulan tendanya hanya berjarak 50 meter dengan rombongannya.
Pada pukul 22.30 WIB, seorang rekan Hilya tidak bisa tidur karena mendengar suara orang berhubungan intim di dalam tenda dua sejoli tersebut.
"Teman samping gua ngomong gini, 'Hil, lu dengar sesuatu nggak?' 'Dengar apa?' 'Coba lu telaah'. Iya sih dalam hati gua dengar, tapi gua nggak mau ngomong. Itu kayak suara desahan gitu," tuturnya.
Sepasang Pendaki Gancet dalam Tenda
Ketika waktu Subuh, Hilya dan rombongan lanjut mendaki sampai ke puncak demi kejar sunrise.
Seusai turun dari puncak, rombongan Hilya mulai curiga tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam tenda sepasang pendaki tersebut.
"Dia nggak ada keluar tenda, tapi gue nggak mikir aneh-aneh. Gua balik ke tenda, gua masak sampai packing mau turun jam 11," ucapnya.
Untungnya teman-teman Hilya sangat peduli sehingga memaksa Hilya mengecek tenda dua pendaki tersebut.
Hilya dan rombongan ingin memberikan makanan, sehingga Hilya memberanikan diri membuka tendanya.
"Itu gua goyang-goyangin tendanya nggak ada respons apa-apa. Gua ajak teman ikut gua bawa HP, gua pengin buka tendanya tapi lu sambil rekam ya," paparnya.
"Gua bukalah tendanya. Gua bingung bang, ini orang semalam berdua kenapa sendiri. Gua bingung kenapa sleeping bag ini tinggi, itu pasti dua orang. Pas gua buka, gua kaget, syok 'Astagfirullah kenapa begini ya Allah'. Gua gemetaran keadaan si cowok di bawah, si cewek di atas keadaan nggak pakai baju," sambungnya.
Tubuh Sepasang Pendaki itu Kaku
Hilya memaparkan, kondisi tubuh wanita dan pria tersebut sudah terbujur kaku, bahkan sudah berubah warna ungu dan hitam. Ia mengira telah meninggal dunia.
Hingga akhirnya, Hilya dan rombongan memanggil ranger sehingga kedua jasad tersebut dievakuasi ke basecamp.
"Pas posisi dia meninggal mau dilepas itu nggak bisa, mau nggak mau dievakuasi kayak begitu ditutupi, terus ditandu," tukasnya.
(hap)
Load more