Musik Koplo Naik Daun: Danilla hingga The Changcuters Ramaikan Festival Kopling 2025, Dorong UMKM dan Ekonomi Kreatif Nasional
- Ist
tvOnenews.com - Di tengah semangat kebangkitan ekonomi kreatif nasional, kolaborasi lintas sektor kian menjadi kunci untuk memajukan industri lokal. Tahun 2025 menghadirkan momentum baru lewat Festival Koplo Keliling (Kopling) 2025, sebuah ajang yang tidak hanya menyatukan musisi ternama Indonesia, tetapi juga memberi ruang bagi pelaku UMKM untuk bersinar.
Festival ini menjadi perwujudan sinergi antara dunia musik dan bisnis kreatif, di mana karya dan produk lokal tampil sejajar di satu panggung.
Fenomena musik koplo yang kini merajai berbagai platform hiburan menjadi latar sempurna bagi gerakan ini. Dengan menggabungkan irama koplo yang enerjik dan semangat wirausaha masyarakat, Festival Kopling 2025 diharapkan menjadi wadah promosi kreatif bagi UMKM agar lebih dikenal publik luas.
Dari Jakarta hingga Bogor, acara ini tak sekadar hiburan, melainkan gerakan ekonomi yang menggandeng para pelaku usaha kecil untuk tumbuh bersama industri musik Indonesia.
Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian Koperasi dan UMKM, Temmy Satya Permana, menegaskan bahwa musisi sebenarnya juga termasuk wirausahawan kreatif. “Mereka menjual jasa, keahlian, dan karya, sama seperti UMKM yang menjual produk,” ujarnya melansir dari Antara.
Temmy menjelaskan bahwa dengan omzet di bawah Rp15 miliar, para musisi bisa dikategorikan dalam usaha mikro-kecil. Festival Kopling pun menjadi panggung nyata bagi musisi seperti Danilla, Aldi Taher, Drive, Mario dan Marco Silitonga, The Changcuters, Starbee, hingga For Revenge untuk menampilkan karya sekaligus menginspirasi pelaku UMKM agar terus berinovasi.
Lebih lanjut, Temmy menyoroti potensi besar musik koplo sebagai medium promosi UMKM. “Koplo lagi naik daun, semua orang mikir gimana promosinya. Karena sekarang kita mau UMKM ini jadi pilihan utama masyarakat Indonesia,” tuturnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, bahkan sempat memperkenalkan musik koplo dalam forum APEC di Korea Selatan sebagai bentuk diplomasi budaya. “Kalau dunia bisa menerima K-Pop, mengapa kita tidak bangga memperkenalkan koplo sebagai identitas asli Indonesia?” tambahnya.
Festival yang mengusung yel-yel “Kopling… Goyang Ambyar, UMKM Bersinar” ini melibatkan ratusan pelaku usaha kecil. Sekitar 200 UMKM akan berpartisipasi di Jakarta (Gambir Expo, 8–9 November 2025), dan 100 lainnya di Bogor (Stadion Pakansari, 22–23 November 2025).
Ajang ini menghadirkan berbagai kuliner khas nusantara, fesyen, aksesoris, hingga kerajinan tangan lokal. Dengan konsep “belanja sambil bergoyang”, festival ini berupaya menghubungkan kreativitas musik dengan semangat belanja produk dalam negeri.
Sementara itu, grup musik The Changcuters menjadi salah satu daya tarik utama yang siap memberikan sentuhan baru pada panggung koplo. Bassis sekaligus manajer band, Dipa Nandastyra, mengakui bahwa proyek ini merupakan tantangan menarik bagi mereka.
“Fenomena koplo itu besar banget di Indonesia. Jadi ketika kami diajak, ini jadi tantangan baru yang belum pernah kami coba,” ujarnya.
Dipa menilai perpaduan antara rock dan koplo bisa menciptakan formula segar yang mencerminkan kekayaan musik Tanah Air. “Ya, ini Indonesia banget. Kami akan coba walaupun belum tahu hasilnya seperti apa,” tambahnya.
Meski aransemen musik masih digodok, Dipa memastikan The Changcuters siap memberi kejutan. “Kalau enggak dapat inspirasi, ya paling enggak kami tetap bisa bikin penonton bergoyang. The Changcuters kan lagunya juga enerjik,” katanya sambil berkelakar.
Dengan konsep yang memadukan hiburan, budaya, dan ekonomi kreatif, Festival Kopling 2025 diharapkan menjadi agenda tahunan yang memperkuat posisi musik koplo sekaligus membuka peluang baru bagi UMKM lokal.
Sinergi ini menjadi bukti bahwa ketika musik dan bisnis bergandengan, yang lahir bukan sekadar pesta rakyat, melainkan ekosistem kreatif yang mendorong Indonesia menuju kemandirian ekonomi berbasis karya dan kebanggaan lokal. (udn)
Load more