Apakah Indra Sjafri Ditunjuk jadi Pelatih Timnas U-23 karena Punya Pengalaman Pahit ini? Dulu Bilang Begini
- tvonenews.com - Ilham Giovani
tvOnenews.com - Indra Sjafri kembali mencuri perhatian publik setelah resmi ditunjuk PSSI sebagai pelatih Timnas U-23 yang akan berlaga di SEA Games 2025.
Nama Indra Sjafri memang tidak asing bagi pencinta sepak bola karena sebelumnya ia sukses membawa Timnas Indonesia meraih emas di SEA Games 2023.
Kini, ekspektasi besar kembali diletakkan di pundaknya untuk mengulang prestasi tersebut di ajang yang akan digelar di Thailand pada Desember mendatang.
![]()
Indra Sjafri. (Sumber: PSSI)
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengumumkan secara resmi bahwa Indra Sjafri kembali dipercaya menangani Timnas U-23.
Ia punya waktu sekitar dua bulan untuk menyiapkan Garuda Muda menghadapi lawan-lawan tangguh di kompetisi terbesar Asia Tenggara itu.
Dalam programnya, Indra akan menggelar pemusatan latihan (TC) tahap pertama pada 3 Oktober 2025 dengan memanggil 32 pemain dari total 50 nama yang sudah disiapkan.
“Alhamdulillah, Pak Ketua Umum PSSI (Erick Thohir) dan Wakil Ketua Umum PSSI (Zainudin Amali) setuju kita harus segera menggelar TC tahap pertama, yaitu pada 3 Oktober ini,” kata Indra Sjafri.
Sekjen PSSI, Yunus Nusi, menambahkan bahwa TC tahap pertama ini akan menyesuaikan dengan jadwal FIFA Matchday Oktober.
Ia juga memastikan TC tahap kedua akan berlangsung pada November mendatang.
Namun, di balik penunjukan ini, ada kisah pahit yang pernah dialami Indra Sjafri.
Dalam sebuah podcast di kanal YouTube Kasisolusi yang diunggah pada 10 Oktober 2024, ia menceritakan bagaimana perjalanan hidup dan lika-liku kariernya yang tidak selalu mulus.
Indra mengungkap bahwa sejak kecil ia sudah diajarkan untuk bekerja keras dan tidak banyak bicara.
![]()
Indra Sjafri Menceritakan Pengalaman Kariernya. (Sumber: YouTube Kasisolusi)
“Saya kan orang kampung. Ibu saya itu dulu bilang diam itu emas katanya, saya diam dan saya bekerja keras dan menorehkan beberapa prestasi. Tetapi kalau prestasi itu bisa dieliminir oleh branding-branding yang dilakukan oleh orang lain saya ikhlas-ikhlas saja,” ucapnya.
Meski begitu, ia kemudian menyadari pentingnya membangun branding di era media sosial.
“Saya memang menyadari sekarang bahwa pentingnya peran media, sosial media bahwa orang itu perlu juga membangun brandingnya dia... ada orang yang sebenarnya biasa-biasa saja tapi karena dia bisa membranding dirinya dia seolah-olah sudah luar biasa,” lanjutnya.
Load more