Bunda Merapat, Simak 5 Tips Jitu Perempuan Bangun Bisnis dari Desa dengan Teknologi Digital, SIap-siap Banjir Cuan!
- Istockphoto
tvOnenews.com - Pemberdayaan perempuan desa kini semakin penting di era digital, dengan kemajuan teknologi, membangun bisnis dari rumah bukan lagi cuma angan semata.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2025, hampir 49% angkatan kerja perempuan tinggal di pedesaan, namun banyak yang belum memanfaatkan teknologi sebagai penopang usaha.
Padahal, internet desa yang kini sudah menjangkau lebih dari 83% wilayah menurut Kominfo, membuka peluang besar bagi perempuan untuk berbisnis tanpa harus meninggalkan kampung halaman.
Dengan strategi yang tepat, perempuan desa bisa menjadi motor ekonomi keluarga sekaligus berkontribusi pada pembangunan nasional.
Sayangnya, banyak di antara mereka masih menghadapi keterbatasan akses modal, teknologi, dan pasar. Padahal, jika diberdayakan secara optimal, perempuan desa mampu menjadi motor penggerak ekonomi keluarga sekaligus penopang perekonomian nasional.
Di era digital saat ini, peran perempuan desa semakin strategis. Dengan adanya akses internet, perempuan bisa memanfaatkan platform e-commerce, media sosial, hingga marketplace untuk memasarkan produk lokal.
Melansir dari berbagai sumber digital, berikut adalah tips jitu bagi perempuan desa untuk memanfaatkan teknologi dalam membangun bisnis:
1. Manfaatkan Media Sosial untuk Pemasaran
Media sosial seperti Instagram, Facebook, atau TikTok bisa menjadi etalase gratis untuk mempromosikan produk lokal. Misalnya, kelompok pengrajin tenun di Nusa Tenggara Timur kini menggunakan Instagram untuk menampilkan hasil kerajinan mereka, sehingga produk yang dulunya hanya dijual di pasar lokal kini bisa menembus pembeli dari kota besar hingga luar negeri.
2. Gunakan Marketplace untuk Perluas Pasar
Platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, atau Lazada memudahkan perempuan desa menjual produk tanpa harus memiliki toko fisik. Contoh nyata datang dari pelaku UMKM makanan olahan di Jawa Barat, yang sukses menjual keripik singkong lewat marketplace dan meraih omzet hingga puluhan juta rupiah per bulan.
3. Ikut Pelatihan Digital dan Keuangan
Program pemerintah seperti Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) tidak hanya memberikan akses modal, tetapi juga pelatihan keterampilan. Hingga Agustus 2025, program ini sudah menjangkau 13 juta perempuan di 36 provinsi. Melalui pelatihan ini, perempuan desa bisa belajar cara mengelola keuangan, mengatur stok barang, hingga strategi promosi online yang efektif.
4. Ciptakan Produk Kreatif dari Potensi Desa
Teknologi memudahkan perempuan untuk mengubah produk lokal menjadi bernilai jual tinggi. Misalnya, daun kelor yang banyak tumbuh di pedesaan diolah menjadi teh herbal dan dipasarkan secara online. Produk ini bukan hanya diminati di dalam negeri, tetapi juga dilirik pembeli internasional. Dengan inovasi sederhana, bahan desa bisa jadi peluang besar.
5. Bangun Komunitas Online
Komunitas digital membantu perempuan desa saling berbagi pengalaman, ide bisnis, hingga peluang kerjasama. Pertemuan kelompok mingguan (PKM) dalam program pemberdayaan kini juga bisa diperluas ke forum online menggunakan WhatsApp Group atau Telegram.
Dengan begitu, perempuan desa bisa lebih cepat belajar dari sesama pelaku usaha dan memperkuat jaringan bisnis.
Tak hanya berhenti di tingkat lokal, dukungan juga datang dari inovasi global seperti penerbitan Orange Bond dan Orange Sukuk senilai Rp16 triliun pada Juni 2025. Instrumen keuangan berkelanjutan ini menjadi cara modal global langsung menyentuh perempuan desa.
Langkah ini menunjukkan bahwa pemberdayaan perempuan desa bukan sekadar program sosial, melainkan strategi nyata untuk memperkuat ekonomi keluarga sekaligus mendorong pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Dengan teknologi di tangan, perempuan desa kini punya peluang besar untuk membangun bisnis, membuka lapangan kerja, dan menjadikan desa sebagai pusat ekonomi baru yang mandiri dan berdaya saing. (udn)
Load more